Modal dan Itung-Itungan Bisnis Warnet



A. Dasar Usaha

Konsep Dasar sebuah warung internet (warnet) adalah sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan mode berbagi koneksi (shared) dan perangkat akses (PC) sehingga pengguna bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah. Konsep dasar inilah yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing tempat.

Hampir tidak ada warnet yang identik, kecuali warnet tersebut adalah bagian dari sebuah jaringan usaha. Snappy dan Multiplus adalah jaringan warnet yang cenderung identik dan tidak berbeda antara satu outlet dan outlet lainnya. Kedua jaringan warnet tersebut memposisikan dirinya sebagai business center. Karena itulah, pengembangan konsep dasar warnet harus disesuaikan dengan karakter masing-masing tempat. Jika anda berkeinginan mendirikan usaha warnet, lakukanlah studi kecil-kecilan terlebih dahulu untuk mengetahui prospek usaha warnet anda.

Catatan penting yang harus diingat adalah: keberhasilan sebuah usaha tidak ditentukan oleh satu faktor saja, namun merupakan gabungan beberapa faktor. Faktor faktor yang menentukan tersebut terdiri dari faktor teknis, pelayanan, manajemen dan sosial budaya. Jangan mengecilkan ataupun terlalu menonjolkan salah satu faktor dan tidak memperhitungkan faktor lainnya. Kadang terjadi sebuah warnet didukung oleh faktor teknis yang mumpuni namun faktor pelayanan yang kurang dan manajemen yang tidak teratur akhirnya malah dijauhi oleh pelanggan.

Di bagian akhir buku akan diberikan profil pengusaha-pengusaha warnet yang berhasil dalam menjalankan bisnis-nya. Pembaca sekalian nanti bisa melihat bahwa walaupun berangkat dari teknologi yang sama (komputer dan internet) namun dengan konsep bisnis berbeda dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Perlu di ingat bahwa keberhasilan sebuah konsep di satu tempat tidak menjamin keberhasilannya di tempat lain, pelajari keinginan pelanggan agar dapat mencapai keberhasilan bisnis warnet anda.

B. Layanan Usaha

Layanan Utama warnet tentunya adalah: akses internet. Tanpa akses internet maka namanya bukan warnet lagi Karena itu agar layanan warnet terjaga maka usahakanlah akses internet ter-optimal yang bisa anda dapatkan.

Namun, jangan menyampingkan layanan lain untuk menunjang layanan internet, sebab bisa jadi justru layanan penunjang ini akan sangat membantu keberhasilan warnet anda. Dalam beberapa kasus, beberapa warnet malah mendapatkan hasil yang lebih dari layanan penunjang tersebut dibanding layanan utamanya (akses internet). Beberapa layanan penunjang tersebut adalah:

Pelayanan Penunjang Dasar :
  • Pengetikan
  • Pencetakan
  • Pemindaian
  • Edit Foto Sederhana
  • Peng-unduhan berkas
  • Pembakaran berkas ke CD/DVD

Pelayanan di atas termasuk layanan penunjang yang cukup mendasar dan bukan sesuatu yang rumit hingga membutuhkan keahlian khusus, seorang operator lulusan SMA/STM tentunya akan mampu melakukannya dengan baik. Meskipun demikian, Operator warnet tetap membutuhkan pelatihan untuk dapat melakukan layanan penunjang tersebut dengan baik.

Pengetikan

Perlu dicatat adalah: layanan pengetikan biasanya membutuhkan perhatian khusus dari Operator sehingga dapat mengganggu tugas operator lainnya. Pertimbangkan memiliki operator khusus pengetikan jika warnet anda sering mendapatkan pemesanan pengetikan dalam jumlah halaman yang banyak.

Pencetakan

Layanan pencetakan juga adalah layanan penunjang yang bisa memberikan penghasilan yang cukup. Pengalaman penulis dalam memberikan layanan pencetakan sampai pada kesimpulan bahwa kombinasi perangkat cetak yang digunakan sebaiknya terdiri dari perangkat cetak Laser untuk layanan cetak hitam putih cepat berkualitas tinggi serta perangkat cetak inkjet untuk layanan cetak berwarna.

Pemindaian

Harga pemindai yang layak pakai saat ini cukup murah, berkisar Rp 500.000-an sudah mendapatkan perangkat pemindai yang cukup untuk digunakan sehari-hari di warnet. Mengerti teknik memindai yang baik dan menyesuaikan tipe dokumen yang dipindai ( teks, foto hitam putih, foto warna, majalah ) akan membantu menghasilkan berkas pindai yang efisien dan sesuai kebutuhan. Tidak semua hasil pindai harus dengan kerapatan DPI tinggi. beberapa berkas cukup dengan 100dpi. DPI tinggi akan meningkatkan ukuran berkas sehingga menggunakan kerapatan DPI tinggi akan menyulitkan peng-unggahan berkas tersebut ke internet.

Edit Foto Sederhana

Layanan ini adalah keturunan dari layanan pemindaian atau kadang sudah termasuk didalam layanan pemindaian itu sendiri. Tetapi perlu dipertimbangkan untuk layanan ini jika pelanggan warnet anda membawa berkas foto-nya sendiri untuk diminta di edit bukanlah berkas hasil pemindaian di warnet. Bagi mereka yang memindai di warnet sebaiknya layanan edit foto ini sudah termasuk didalamnya.

Pengunduhan Berkas

Ingat dengan Buku Sekolah Elektronik (BSE)? Situs BSE adalah salah satu situs yang memberikan warnet peluang memberikan layanan pengunduhan berkas. Berkas yang di unduh dari situs BSE dapat dikemas dalam satu keping CD dan bisa dijual kepada pelanggan warnet yang berminat menghemat waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengunduh. Warnet dapat menggunakan jam tutup warnet dimana bandwidth tersedia tanpa mengganggu pelanggan warnet.

Pembakaran berkas ke CD/DVD

Layanan ini juga merupakan turunan dari layanan pengunduhan berkas. harga CD/DVD yang murah dan kapasitas besar adalah hal yang menarik untuk dimanfaatkan. Pisahkan antara layanan Pembakaran berkas ke CD/DVD dengan layanan Pengunduhan berkas agar pelanggan warnet dapat memilih apakah menggunakan CD/DVD sebagai media simpan atau menggunakan FlashDisk yang saat ini sudah menggantikan floppy disk sebagai media simpan.

C. Perencanaan dan Studi Usaha

Perencanaan dan studi lapangan selalu diperlukan setiap kali kita ingin menjalankan sebuah usaha. Tidak peduli seberapa besar atau kecil sebuah usaha, perencanaan dan studi lapangan adalah sebuah hal yang mutlak. Hal yang sering terjadi adalah kegagalan sebuah usaha karena lemah pada perencanaan dan studi lapangan. Warnet, adalah sebuah usaha yang terlihat sederhana namun kenyataannya mulai dari perencanaan hingga pengelolaan warnet ternyata menuntut konsentrasi yang tinggi dari pelaku usaha warnet.

Studi Lapangan

Yang mana duluan, Perencanaan atau studi lapangan? Saya menyarankan supaya yang dilakukan adalah studi lapangan. Kita mulai dengan lokasi. Kita harus menentukan kriteria sebuah lokasi yang memenuhi syarat sebagai tempat yang sesuai untuk mendirikan sebuah warnet. misal :

Carilah lokasi yang mudah diakses oleh calon pelanggan anda. Lokasi yang dilewati kendaraan umum atau tidak jauh dari akses kendaraan umum.

Perhatikan di sekitar lokasi tersebut apakah terdapat komplek pemukiman penduduk, sekolah/universitas, Bank, Perkantoran, mini market. Kemampuan ekonomi adalah faktor yang menentukan. Sebuah lokasi yang terdapat faktor-faktor yang disebutkan di atas menunjukkan potensi sebuah lokasi untuk mendirikan warnet.
Tersedia tempat parkir minimal bagi mereka yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Jika tersedia tempat untuk parkir mobil akan lebih bagus.

Bagaimana kondisi lokasi ketika malam hari? Apakah cukup terang? Ingatlah bahwa warnet umumnya beroperasi hingga malam hari, lokasi yang gelap akan membuat warnet anda tidak menarik dikunjungi.
Cobalah mencari informasi tentang kondisi keamanan lokasi tersebut, jika tingkat keamanan lokasi tersebut rendah kemungkinan anda perlu biaya tambahan untuk faktor keamanan dan biaya asuransi.

Bagaimana jika di lokasi tersebut sudah ada atau banyak warnet? Jika sudah banyak warnet di lokasi tersebut, maka sebaiknya carilah lokasi lain. Kecuali warnet yang anda dirikan memiliki sebuah keunggulan dibanding warnet lain, maka mendirikan sebuah warnet di lokasi dimana sudah banyak terdapat warnet (bahkan hingga berderet-deret warnet semua) cenderung akan memancing persaingan yang tidak sehat.

Jika lokasi ideal (atau mendekati ideal) sudah didapatkan, maka kita lanjutkan dengan melakukan perencanaan usaha.

Perencanaan Usaha / Business Plan

Apa saja yang perlu direncanakan? Jawaban sederhana: semua Jangan melakukan apapun tanpa perencanaan yang baik. Supaya bisa merencanakan dengan baik, maka harus ada studi lapangan yang cukup. Setelah studi lapangan selesai dan sudah terbayang model usaha yang sesuai, maka rencanakanlah besar investasi yang diperlukan, jangka waktu investasi akan kembali, perkiraan besar keuntungan, biaya operasional, tenaga kerja, hingga model promosi. Semuanya harus dengan perencanaan terlebih dahulu.

Rumusan umum dalam melakukan perencanaan usaha adalah sesederhana menghitung biaya investasi (capex), biaya operasional (opex), prediksi penghasilan kotor(bruto) dan bersih (netto), Waktu Titik Impas Investasi (Break Even Point) . Misalkan titik impas direncanakan adalah 2 tahun (=24 bulan) , maka rumusannya adalah sbb:

Bruto – (Opex + (capex/24)) = Netto

disini
Bruto = penghasilan kotor selama 24 bulan
Opex = biaya operasional bulanan (rata-rata)
capex = biaya investasi
netto = penghasilan bersih.

Ini adalah rumusan yang paling sederhana. Jika ingin rumusan yang lebih rumit kita bisa melakukan apa yang dikenal sebagai menghitung IRR (investment return ratio) untuk mengetahui apakah investasi yang kita lakukan termasuk yang menguntungkan atau tidak. Sebuah perhitungan yang rumit sudah memasukkan faktor-faktor seperti bunga bank, depresiasi dan inflasi. Perhitungan yang rumit ini dianjurkan jika investasi yang dilakukan sudah bernilai besar dan melibatkan pihak bank.

Ada dua pendekatan yang bisa kita gunakan dalam melakukan perencanaan usaha, yaitu berdasarkan nilai investasi atau berdasarkan kapasitas usaha yang diinginkan. Berdasarkan nilai investasi biasanya dilakukan jika modal yang tersedia sudah dipatok pada nilai tertentu. Mis: si A memiliki uang senilai Rp 70 juta dan dia ingin membuat warnet berdasarkan uang yang dimilikinya. Sedang berdasarkan kapasitas, si A merencanakan untuk membuat warnet dengan kapasitas 20 PC di sebuah lokasi yang sesuai dengan keinginannya. Kedua cara ini sah-sah saja digunakan tergantung modal ataupun keinginan anda. Tentu saja, sesuaikan rencana dengan konsep dan pasar yang dituju.

Tabel Perhitungan investasi dan biaya operasional

Ini adalah bagian yang menarik dalam panduan ini. Banyak sekali yang bertanya soal bagaimana menghitung investasi dan biaya operasional sebuah warnet. Dalam banyak hal, setiap lokasi memiliki keunikan tersendiri dalam perhitungan investasi dan operasional. Anda masih harus menyesuaikan lagi nilai-nilai yang dituliskan disini dengan kondisi di daerah anda.

Dibawah ini adalah contoh tabel investasi:

No Item Qty unit Harga Total

1 Sewa Tempat 3 tahun Rp10,000,000.00 $30,000,000.00
2 Meja Client 10 Buah Rp350,000.00 Rp3,500,000.00
3 Kursi Client 10 Buah Rp200,000.00 Rp2,000,000.00
4 Kursi extra 10 Buah Rp80,000.00 Rp800,000.00
5 Meja Kasir 1 Buah Rp700,000.00 Rp700,000.00
6 Kursi Kasir 1 Buah Rp200,000.00 Rp200,000.00
7 PC Client 10 unit Rp4,999,000.00 Rp49,990,000.00
8 PC Billing 1 unit Rp4,999,000.00 Rp4,999,000.00
9 Printer Billing 1 Buah Rp1,500,000.00 Rp1,500,000.00
10 Printer Client 1 Buah Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00
11 Scanner 1 Buah Rp600,000.00 Rp600,000.00
12 LAN (perangkat + Instalasi) 1 unit Rp4,000,000.00 Rp4,000,000.00
13 Modem ADSL 1 unit Rp1,500,000.00 Rp1,500,000.00
14 Interior 1 unit Rp5,000,000.00 Rp5,000,000.00
15 Kelistrikan 1 unit Rp3,000,000.00 Rp3,000,000.00
16 Legal Formal (Ijin,bdn hukum) 1 unit Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00

 Total Investasi Rp 111.789.000,00

Tabel Biaya Investasi

Tabel investasi ini adalah contoh investasi untuk sebuah warnet dengan 10 client + 1 Billing. Kondisinya bisa berbeda untuk setiap daerah, karena itu sesuaikan kuantitas dan kualitas tabel sesuai dengan kondisi yang anda hadapi.

Untuk biaya operasional, contohnya adalah sbb:

No Item Qty unit Harga Total

1 ISP 1 unit Rp1,750,000.00 $1,750,000.00
2 SDM 3 orang Rp800,000.00 Rp2,400,000.00
3 PLN 1 unit Rp1,250,000.00 Rp1,250,000.00
4 Perawatan 1 unit Rp150,000.00 Rp150,000.00
5 Telepon 1 unit Rp100,000.00 Rp100,000.00
6 ATK 1 unit Rp200,000.00 Rp200,000.00
7 Amortisasi 1 unit Rp3,105,250.00 Rp3,105,250.00
8 Promosi 1 unit Rp200,000.00 Rp200,000.00

Biaya Operasional Rp9.155.250,00

Tabel Biaya Operasional

Perhatikan tabel di atas, pada baris no. 7 ada biaya Amortisasi. Biaya amortisasi adalah angka yang dihasilkan dari membagi total investasi dengan lama (bulan) pengembalian modal. dalam contoh di atas, amortisasi dihitung dengan membagi Rp 111.789.000,- dengan 36 bulan (masa kontrak 3 tahun) sehingga memunculkan angka Rp 3,105,250/bulan. Biaya Operasional riilnya adalah: Rp 9.155.250 – Rp 3.105.250 = Rp 6.050.000

Artinya, batas paling bawah/minimum penghasilan bulanan warnet tersebut adalah Rp 6.050.000, namun minimum disini berarti masih merugi. Agar tidak merugi, maka batas bawah penghasil perbulannya haruslah minimal di Rp 9.155.250. Jika penghasilan bulanannya di atas angka Rp 9.150.250, barulah warnet tersebut dikatakan meraih keuntungan.

Perhitungan ini sangat penting, sebab akan menentukan nasib warnet anda di akhir masa kontrak. Anda dituntut agar investasi yang telah ditanamkan (minimal) dapat kembali ( BEP/Impas). Jika anda ingin masa kontrak anda diperpanjang atau pun memperbaharui investasi (mis: pengadaan PC baru) maka uang yang digunakan adalah uang simpanan dari amortisasi tersebut di invest ulang.

Investasi telah kita susun, biaya operasional juga telah di perkirakan. Terakhir adalah menentukan harga modal. Harga modal disini, berarti batas dimana harga tersebut belum memiliki keuntungan. Dengan perhitungan yang tepat kita dapat mengetahui harga modal kita, contoh nya sebagai berikut:

Variabel yang kita miliki adalah:
1 Total Investasi / Capex Rp111,789,000.00
2 Biaya Operasional / Opex Rp9,155,250.00
3 Masa Sewa 36
4 Hari Operasional / bln 29
5 Efisiensi 8
6 Jumlah PC 10

catatan: Hari operasional adalah perkiraan rata-rata hari beroperasi dalam 1 bulan, sedang efisiensi adalah angka dalam jam yang menunjukkan jumlah jam dimana penggunaan PC mencapai 100%. Efisiensi sebuah warnet biasanya berkisar antara 7 hingga 10 jam.

rumus mendapatkan nilai harga modal adalah:

(( Investasi/Masa Sewa )+ Biaya Operasi Riil )/(Masa Operasi x Efisiensi x jumlah PC) = harga modal

Untuk contoh kasus di atas, maka perhitungannya adalah:

((Rp 111.789.000/36)+ Rp 6.050.000)/(29x 8 x 10 ) = Rp 5.285,-

Jika margin yang ingin diperoleh adalah 20% maka harga jualnya adalah: Rp 6.350/jam

Banyak pertanyaan tentang sekitar peluang usaha Warnet

Berapa kira-kira biaya listrik /bln?
Biaya koneksi per bulan?
Apa usaha warnet kalian akan bertahan hingga 5 tahun kedepan?
Dibandingkan dengan jasa internet khusus game on line, apa lebih menguntungkan?
Kalau dirata-ratakan, 1 PC bisa berapa jam seharinya di pakai pelanggan?

1. Biaya Listrik

Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Sebagai contoh kasus kita coba menghitung berapa besar daya listrik yang diperlukan oleh warnet dengan konfigurasi berikut:

PC : 11 unit @ 200 watt
Monitor: 11 unit CRT 15″ @ 90 watt
Printer: 1 unit inkjet @ 40 watt
Scanner: 1 unit @45watt
Lampu indoor: 4 buah TL @ 25watt
Lampu outdoor: 2 buah TL @ 50watt
AC: 2 buah @ 1,5 PK ( 1 pk = 746 watt, 1,5 pk = 1119 )
Cooler: 1 unit @ 90 watt

Total kebutuhan daya adalah:
PC = 11 x 200 = 2200 watt
Monitor = 11 x 90 = 990 watt
Printer = 1 x 40 = 40 watt
Scanner = 1 x 45 = 45 watt
Lampu indoor = 4 x 25 = 100 watt
Lampu outdoor = 2 x 50 = 100 watt
AC = 2 x 1119 = 2238 watt
Cooler = 1 x 90 = 90 watt
Total kebutuhan daya = 5803 watt

Dilihat dari paparan di atas maka daya listrik terpasang yang disarankan adalah minimal 6600 watt. Biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan. Banyak cara (yang halal) untuk menurunkan pemakaian daya listrik. Misalnya: menggunakan monitor LCD, mematikan pc/monitor yang tidak digunakan, mengatur suhu AC pada suhu yang tidak terlalu dingin ( 22 – 25 derajat celcius ).

2. Biaya koneksi per bulan.

Berbicara biaya koneksi, maka pilihannya beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll.

Hal paling utama direncanakan setelah penyiapan sarana adalah koneksi. Sedapat mungkin koneksi di kelola dengan baik. Jika koneksi internet cepat, maka pengunjung warnet akan selalu datang kembali dalam beraktivitas di internet. Kelancaran koneksi internet, sangat berpengaruh terhadap besar jalur koneksi atau Bandwith yang disediakan oleh Internet Service Provider (ISP).

Seterusnya, kebutuhan bandwith sangat bergantung banyak terminal yang terkoneksi dalam jaringan internal. Koneksi internet yang efisien berkisar antara 6 hingga 16 Kbps per PC. Tetapi jika penggunaan bandwith berganti dan saling mengisi, maka tidak diperlukan perhitungan kebutuhan bandwith setiap terminal.

Hal ini harus disikapi secara pintar oleh pemilik warnet, karena harga bandwith ini tidak murah bergantung dari rasio penggunaan, apakah sharing atau leased-line. Panduan mengatur kebutuhan bandwith berdasarkan jumlah terminal PC dalam warnet sbb:

Jumlah PC Kebutuhan bandwidth
1-12 64 – 128 Kbps
12-24 128 – 256 Kbps
24-40 256 – 512 Kbps
40-60 512 – 1024 Kbps/1 Mbps
60-80 1 Mbps – 1,5 Mbps
80-100 1,5 mbps – ~

Teknologi Akses

Selain besaran Bandwith, jenis pilihan teknologi koneksi juga mempengaruhi kecepatan akses internet. Beberapa jenis teknologi koneksi internet yang patut difahami adalah:

Koneksi Kabel
Dial Up
ADSL
Modem kabel
Leased Line
Serat Optik

Koneksi Tanpa Kabel
VSAT
Wifi/BWA (Broadband Wireless Access)
GSM (GPRS3G)
CDMA

Saran saya, tentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk biaya dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.

3. Apakah usaha warnet bisa bertahan hingga 5 tahun ke depan?

Tentu bisa. Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet. Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.

Analisa Prospek Warnet

Jika dipelajari lebih jauh, munculnya warnet di Indonesia disebabkan dua faktor:
  • Terbatas dan mahalnya akses internet
  • PC sebagai alat akses utama internet juga masih terhitung mahal bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, maka bermunculan warnet-warnet yang memberikan solusi kepada kebutuhan akses internet yang terjangkau. Kedua faktor inilah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh pebisnis warnet dalam melihat prospek usaha warnet.

Pertanyaan berikutnya adalah: apakah akses internet dan pc saat ini sudah terhitung murah? Untuk Indonesia yang (sangat) luas ini, maka jawabannya bisa ya bisa tidak. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar (ex: Jakarta) harga berlangganan internet sudah sampai pada harga Rp 99.000/bulan/384Kbps/unlimited akses. Namun bagi mereka yang berada di ujung Papua sana bisa senilai 3 juta rupiah untuk 64kbps via VSAT.

Sehingga kesimpulan akhirnya adalah: harga akses internet belum terhitung murah untuk seluruh daerah di Indonesia.

Bagaimana dengan PC? Ini pun masih bisa menjadi perdebatan panjang. Namun harga PC masih berkutat di atas Rp2,5 juta yang menurut saya masih cukup mahal untuk mayoritas masyarakat Indonesia. Melihat dari jumlah kepemilikan PC dibanding jumlah penduduk pun terlihat jelas kenyataan ini. Kesimpulannya: PC juga belum terhitung murah bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Apakah ini berarti bisnis warnet masih prospek? Untuk menjawab ini, mari kita lihat lagi beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada warnet:
  • Mulai tersedianya akses Free Wifi/hotspot dimana-mana
  • Penyediaan akses internet di Kampus
  • Penyediaan akses internet di Kantor-kantor
  • Mulai beroperasinya Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional)
Faktor-faktor di atas jika dilihat secara pesimistis bisa dianggap sebagai faktor yang akan menurunkan prospek bisnis warnet. Tapi bagi mereka yang optimis, hal-hal di atas justru memperkuat keberadaan prospek warnet sebagai bisnis. Mereka yang optimis ini menyadari keterbatasan dari akses internet di free wifi, kantor, kampus maupun sekolah (jardiknas) sehingga keterbatasan tersebut bisa dijadikan warnet sebagai daya tarik tersendiri agar pengakses tetap memilih warnet sebagai tempat akses internet. Berita di detikinet tentang ratusan hotspot yang ternyata tidak mampu memikat pengguna bisa menjadi acuan. Walau gratis, hotspot, akses di kantor, Kampus dan sekolah toh tidak bisa digunakan setiap saat, hanya pada jam tertentu saja.

Kembali ke laptop eh..warnet; bagaimana jadinya prospek bisnis warnet ini? Saya melihat musuh utama Warnet adalah dirinya sendiri. Kurangnya visi dalam mengelola bisnis dan terjebak kepada asumsi-asumsi dan akhirnya terjebak ke lemahnya daya saing yang berujung ke bangkrut/tutupnya warnet. Lemahnya visi bisa dilihat dari tidak berubahnya model bisnis warnet dari tahun ke tahun. Sejak mulai kita mengenal warnet hingga sekarang, model bisnisnya tidak lebih dari menjual kembali/reseller akses internet.

Dari sisi pelayanan pun tidak berubah, bahkan cenderung statis. Ini tentu kontras dengan kenyataan bahwa internet sendiri adalah tempat dimana individu-individu saling terhubung, berinteraksi, berkolaborasi dan menghasilkan sesuatu layanan yang sulit dikerjakan secara individualistis. Kata “net” yang berarti jaringan tidak dihayati oleh warnet-warnet, mereka asik dengan keterkungkungan di tempat mereka (secara tidak sadar) justru terhubung dengan mudahnya.

Prospek atau tidak warnet bukanlah dari bisnis warnet itu sendiri, tapi bagaimana mengelola dan membawa bisnis itu menjadi sebuah layanan yang tetap dibutuhkan masyarakat. Inilah yang kurang digali oleh warnet-warnet. Sekali warnet mampu memberikan layanan (berbasis IP) yang bagus dan dibutuhkan oleh masyarakat maka prospek bisnis pun akan cerah.

4. Mana lebih menguntungkan Warnet atau game online?

Pertanyaan ini sulit dijawab tanpa adanya data akurat. Pengalaman setiap orang bisa berbeda tetapi kita bisa menganalisanya sebagai berikut: Warnet biasanya tidak perlu spesifikasi komputer setinggi game center. Dari sisi harga, Warnet umumnya di atas game center yang justru membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih tinggi. Namun, secara kasat mata, game center lebih ramai dari Warnet. Beberapa warnet juga menyediakan game online sebagai bagian dari pelayanan mereka. Saya kira inilah jalan tengah terbaik dengan catatan bahwa pengguna game dan warnet dipisahkan mengingat karakter keduanya sangat berbeda.

5. Tingkat Okupansi.

Tingkat okupansi yang umum adalah 7 – 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali). Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Sebenarnya tidak terlalu sulit menghitung okupansi. Kebetulan dulu billing sistem saya punya fasilitas untuk itu. Cara lain adalah: kita hitung keaktifkan setiap PC ( berdasar data billing tentunya) dalam satu hari. contoh sebuah warnet 5 PC.

- PC 01 terpakai: 5 jam
- PC 02 terpakai: 8 jam
- PC 03 terpakai: 7 jam
- PC 04 terpakai: 1 jam
- PC 05 terpakai: 6 jam

sehingga rata-rata okupansinya pada hari tersebut adalah: (5+8+7+1+6)/5 = 5,4 jam

Berdasar pengalaman, okupansi yang wajar adalah di kisaran 7 hingga 9 jam, di bawah itu terhitung sepi, di atas itu termasuk warnet yang rame (sekali).

Bagi saya variabel utama adalah jumlah PC dan jam aktif user. Jam operasional tidak besar pengaruh-nya, kecuali lingkungan setempat memiliki tuntutan untuk warnet 24 jam. Makanya untuk memutuskan buka 24 jam harus berhitung secara hati-hati, jangan sampai isinya cuma 1-2 user tapi ongkos AC sama biaya tambahan OP malah lebih besar. Kecuali setelah beberapa percobaan ternyata user malam cukup signifikan untuk menghasilkan keuntungan.

Mengenai sewa ruko, PASTI dimasukkan ke OPEX!! bukan investasi, kenapa? karena biaya itu bersifat rutin (dibayar setiap tahun selama masa waktu operasi, misalnya per tahun) dan masuk kategori biaya variabel bukan biaya tetap. Kenapa sih harus ada pemilahan ke biaya tetap dan biaya variabel? Karena karakternya berbeda, maka implikasinya berbeda terhadap informasi perhitungan bisnis. Jika informsai salah, maka pengambilan keputusan pun salah atau bias. “Garbage In Garbage Out…”Logikanya begini, jika dimasukkan sebagai investasi, berarti ruko itu kepemilikannya milik kita? jelas aja yang punya ruko bakal ngamuk he.he.he. Investasi itu adalah barang-barang yang menjadi milik kita dalam jangka waktu lama (lebih dari satu tahun).

Sebagai rujukan, silahkan menggunakan literatur-literatur ilmu akuntansi, yang sudah tidak diragukan keampuhannya. Buktinya sudah berpuluh-puluh tahun, berjuta-juta perusahaan yang menggunakannya.

Mengenai Pendapatan burning, minuman, makanan, print (kita sebut pendapatan lain-lain), sebaiknya dalam perhitungannya dipisahkan dengan perhitungan pemasukan internet, karena komponen biaya pendapatan lain-lain tidak berhubungan langsung dengan pendapatan akses internet. Prinsip dasar begini nya, antara biaya dengan pendapatan yang dihasilkan dari pengeluaran harus terkait langung atau saling berhubungan. Dari situ kita mengetahui informasi berapa keuntungan bersih dari satu produk.

Di susunan laporan keuangan: laba rugi pun dikelompokkan pendapatan-biaya produk A, pendapatan-biaya produk B sehingga ketemu laba kotor (informasi laba kotor digunakan untuk mengukur prestasi produk tersebut). Kemudian kita juga perlu informasi laba bersih (sebelum pajak, dan pendapatan/biaya lain-lain) untuk mengukur prestasi bisnis kita. Beda lho yah prestasi bisnis dan prestasi produk. informasi laba bersih diperoleh dari laba kotor dikurangi data biaya-biaya operasional.

Kembali lagi ke masalah OPEK CAPEX, setelah kita menghitung biaya-biaya yang diperlukan, kemudian dibagi oleh tingkat akupansi. nahh… ini dia, kalau data biaya2 mudah didapat, bagaimana dengan data tingkat akupansi, apa dasar menerapkan angka akupansi tsb.? Misalnya dengan biaya yg tersebut kita hitung misalnya akupansi kita tentukan 7 jam misalnya ketemu tarif Rp. 6.500. Bagaimana jika kita tentukan 8 jam (optimistik)? bagaimana jika kita tentukan 6 jam (pesimistik)?

Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2012/04/21/peluang-usaha-warnet-1/
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.