“Sehari Boleh Gila merupakan kegiatan seni yang diartikan sebuah frase kiasan, tentang suatu kesempatan khusus individu untuk menunjukkan, memamerkan sesuatu hal dalam kehidupan yang paling diimpikan,” kata Ketua Panitia kegiatan M Dwi Maryanto di Bantul, Senin lalu.
Sejumlah peserta mengkuti kirab saat cara Sehari Boleh Gila (SBG) 2015 di Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (15/4). Acara yang diikuti oleh ratusan seniman dan akademisi seni itu guna memperingati Hari Seni Sedunia yang jatuh setiap tanggal 15 April.ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Menurut Dwi, kegiatan ini menjadi kesempatan seniman dan masyarakat untuk memamerkan berbagai hal yang diimpikan atau turut menggila, mengungkapkan keinginan menjadi tokoh yang dicita-citakan dengan menggunakan kostum tertentu.
“Sehari Boleh Gila tidak bermakna gila yang sebenarnya, tapi ungkapan Bahasa Jawa yakni uedan yang berarti pertunjukan luar biasa, yang mampu merumuskan suatu konsep kreatif dan direalisasikan dalam karya visual yang meyakinkan,” katanya sebagaimaa dilansir ANTARA.
Dwi mengatakan, ada sekitar 36 seniman yang akan memamerkan konsep kreatif berupa karya visual bertema “Yogyakarta Renassaince” untuk meramaikan kegiatan seni di sentra kerajinan gerabah dan keramik tersebut.
“Kegiatan ini juga meliputi parade seni (karnaval), performance art, fashion show dan pesta kostum, pameran seni rupa, pentas tari, musik juga teater serta pesta rakyat meliputi stan kuliner dan aneka produk souvenir unik,” katanya.
Sejumlah peserta mengkuti kirab saat cara Sehari Boleh Gila (SBG) 2015 di Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (15/4). Acara yang diikuti oleh ratusan seniman dan akademisi seni itu guna memperingati Hari Seni Sedunia yang jatuh setiap tanggal 15 April.ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Lebih lanjut Dwi mengatakan, untuk tema pesta kostum dalam kegiatan seni ini adalah tentang mimpi atau cita-cita semua orang yang mungkin tidak kesampian ketika masih kecil, seperti penegak hukum, polisi, dokter, tentara, penari, artis film dan profesi lainnya, namun ketika besar tidak terwujud.
“Tidak hanya seniman, kami juga membuka kesempatan kepada pejabat dan masyarakat untuk andil dalam kegiatan bertema mimpiku, mimpimu, mimpi kita semua. Setiap orang pastinya punya impian, sehingga mereka berkesempatan mengungkapkan itu,” katanya.
Menurut Dwi, para peserta diminta meggunakan kostum sesuai keinginan, sementara panitia menyediakan topeng dan properti umum lainnya.