Seperti dikisahkan Kapolres Aceh Tamiang AKBP Dicky Sondani kepada merdeka.com, Selasa (9/7). Semalam, waktu evakuasi dilakukan, pawang dibantu polisi masuk ke dalam hutan. Mereka membuyarkan harimau dengan tembakan ke udara.
"Negosiasi pawang dan harimau cukup lama. Soalnya lokasinya ini kan di pedalaman hutan habitatnya harimau, ibaratnya di kotanya harimau lah. Tidak hanya ada satu, dua, tiga ekor, tapi ada puluhan harimau yang gantian nunggu 5 orang yang di atas pohon itu turun. Tapi akhirnya bisa juga, lalu setelah harimau pergi, 5 orang itu turun dan di bawa keluar hutan," ujarnya.
Waktu itu, dia mengisahkan, ketika tim evakuasi masuk ke dalam siaga penuh. Karena yang dihadapi harimau. Mereka menembak ke udara untuk membuyarkan harimau. Andai waktu itu ada harimau yang menyerang, dia melanjutkan, akan ditembak.
"Ya mau bagaimana lagi, kalau ada yang menyerang ya terpaksa ditembak. Tapi untungnya setelah mendengar tembakan, harimau kabur. Setelah aman, tim meminta ke-5 orang di atas pohon turun," terangnya.
Hampir 30 personel dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Evakuasi, kata dia, harus hati-hati karena kalau salah bisa saja efek domino terjadi. Induk harimau yang sudah terlanjur kalap karena anaknya dibunuh justru malah jadi mengamuk, bukan malah takut.
"Insting hewan seperti itu. Katanya kalau harimau dewasa yang mati mereka (harimau lainnya) biasa-biasa saja. Tapi kalau yang dibunuh anak mereka, induknya bisa ngamuk. Bisa saja mereka ngamuk ke perkampungan warga," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Ke-6 orang berangkat ke dalam hutan leuser pada Kamis malam. Mereka adalah David, Adi Susilo, Mujiono, Budi Setiawan, Suriadi dan Awaludin. Mereka hendak mencari kayu alim. Namun di dalam hutan mereka juga memasang jerat, katanya untuk menangkap kijang. Celakanya bukan kijang didapat, tapi malah anak harimau tertangkap dan mati.
Hal itu memicu kemarahan induknya. Sebanyak 4 sampai 5 harimau kalap, lantas menyerang ke-6 pencari kayu itu. Mereka semburat menyelamatkan diri ke atas pohon. Tapi nahas nasibnya David, dia terjatuh lalu tertangkap harimau. Sementara 5 orang lagi berhasil selamat dan memilih tinggal di atas pohon sampai tim evakuasi datang.
Salah satu dari mereka lalu menghubungi warga, dan meminta bantuan karena teman mereka ada yang meninggal diterkam. Menurut Dicky, setidaknya butuh waktu 2-3 hari bila hendak masuk ke sana. Di dalam hutan juga masih banyak habitat harimau Sumatera dan gajah.
"Kelima orang yang selamat tetap di atas pohon. Mereka mengikat badan dan kaki mereka pakai baju biar tidak jatuh. Mereka tidak berani turun, soalnya di bawah pohon gantian harimau datang nunggu mereka, sampai akhirnya tim evakuasi tiba," terang Dicky.