Baru-baru ini, para peneliti meneliti keadaan emosional gajah yang berada di taman nasional dan yang berada di hutan liar Afrika. Hasilnya, diketahui gajah yang tinggal di Serengeti National Park di Tanzania memiliki tingkat stres yang lebih rendah, daripada gajah yang berada di alam lepas atau luar hutan lindung.
Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah sampel kotoran gajah yang berada di area Serengeti National Park, lalu dibandingkan sampel kotoran yang didapat dari hutan liar.
Ternyata, kotoran gajah yang berasal dari hutan liar memiliki tingkat Gluccorticoid yang sangat tinggi. Gluccorticoid adalah hormon yang diproduksi gajah saat sedang stres. Ini disebabkan gajah merasa stres karena sangat beresiko diburu dan diganggu oleh manusia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah sampel kotoran gajah yang berada di area Serengeti National Park, lalu dibandingkan sampel kotoran yang didapat dari hutan liar.
Ternyata, kotoran gajah yang berasal dari hutan liar memiliki tingkat Gluccorticoid yang sangat tinggi. Gluccorticoid adalah hormon yang diproduksi gajah saat sedang stres. Ini disebabkan gajah merasa stres karena sangat beresiko diburu dan diganggu oleh manusia.
Sementara gajah yang berada di Serengeti National Park memiliki tingkat hormon Gluccorticoid yang rendah.
Para peneliti juga mengawasi pagar-pagar pembatas di Serengeti National Park yang terbuka, sehingga memungkinkan beberapa hewan keluar-masuk di taman nasional itu.
Setelah diamati, banyak gajah jantan yang memilih untuk masuk ke dalam taman nasional, yang mengindikasikan bahwa gajah lebih kerasan tinggal di tempat yang aman.
Dr Eivin Roskaft dari Norwegian University of Science and Technology menjelaskan, mengapa gajah lebih memilih untuk tinggal di dalam taman nasional.
"Dengan masuknya gajah ke dalam taman nasional, itu menunjukkan bahwa gajah menghindari interaksi dengan manusia," kata Roskaft.
Menurut dia, tindakan gajah yang menjauh dari manusia adalah pilihan tepat. Hasil dari penelitian ini harus menjadi perhatian dari pemerintah setempat.
Para peneliti juga mengawasi pagar-pagar pembatas di Serengeti National Park yang terbuka, sehingga memungkinkan beberapa hewan keluar-masuk di taman nasional itu.
Setelah diamati, banyak gajah jantan yang memilih untuk masuk ke dalam taman nasional, yang mengindikasikan bahwa gajah lebih kerasan tinggal di tempat yang aman.
Dr Eivin Roskaft dari Norwegian University of Science and Technology menjelaskan, mengapa gajah lebih memilih untuk tinggal di dalam taman nasional.
"Dengan masuknya gajah ke dalam taman nasional, itu menunjukkan bahwa gajah menghindari interaksi dengan manusia," kata Roskaft.
Menurut dia, tindakan gajah yang menjauh dari manusia adalah pilihan tepat. Hasil dari penelitian ini harus menjadi perhatian dari pemerintah setempat.
"Gajah memilih daerah di dalam taman nasional sebagai tempat yang aman. Ini menunjukkan bahwa kawasan taman nasional sangat penting untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan gajah. Pemerintah setempat harus memberikan ruang yang aman bagi gajah agar terhindar dari perburuan," tegas Roskaft.
"Ancaman terbesar gajah Afrika dan hewan lainnya adalah manusia. Hewan-hewan yang berada di hutan liar pasti akan dibunuh oleh manusia, untuk diambil gadingnya dan dikonsumsi dagingnya," ucap Roskaft. Hasil dari penelitian ini telah diterbitkan di African Journal of Ecology.
"Ancaman terbesar gajah Afrika dan hewan lainnya adalah manusia. Hewan-hewan yang berada di hutan liar pasti akan dibunuh oleh manusia, untuk diambil gadingnya dan dikonsumsi dagingnya," ucap Roskaft. Hasil dari penelitian ini telah diterbitkan di African Journal of Ecology.