TEMPO.CO, YOGYAKARTA -- Diskusi buku "Allah, Liberty and Love" dengan pembicara penulis buku tersebut Irshad Manji dibubarkan massa Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) di kantor LKIS Yogyakarta, Rabu 9 Mei 2012 malam. Massa MMI yang mencapai sekitar 200 orang tiba-tiba menyerbu kantor LKIS sekitar 19.30 WIB. Massa merangsek menuju bagian pendapa LKIS yang berada di halaman belakang.
Berdasarkan pengamatan Tempo di lokasi kejadian, diskusi tersebut dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Demi keamanan, panitia menutup dan mengunci pintu gerbang dan pintu kantor LKIS. Lantaran sempat beredar kabar, bahwa diskusi Irshad tersebut akan dibubarkan organisasi massa yang tidak setuju dengan pemikiran tokoh feminis tersebut.
Saat diskusi berjalan sekitar 30 menit memasuki sesi tanya jawab antara Irshad dengan peserta yang berjumlah sekitar 50 orang. Tiba-tiba massa MMI yang berjumlah sekitar 100 orang datang dengan merusak gerendel pintu gerbang. Mereka datang dengan mengenakan jaket dan helm.
"LKIS bubar! LKIS bubar!" Teriak massa yang langsung merangsek ke halaman belakang tempat diskusi dilakukan.
Massa maju ke lokasi pendopo dengan beringas. Piring-piring berisi kacang, pisang rebus ditendang hingga pecah berantakan. Kaca-kaca kantor LKIS dipukul hingga pecah. Buku-buku Irsyad yang dipajang di meja dekat pendapa untuk dijual dirusak hingga lembaran kertasnya bertebaran di halaman belakang.
Mereka juga berteriak agar selain wartawan, tetap berada di tempat. Kepada wartawan yang hadir, MMI membagikan pernyataan sikap. MMI menilai propaganda kebebasan dan lesbianisme Irshad Manji merupakan penistaan dan penodaan terhadap Islam serta propaganda atheisme terselubung.
Selain itu, siapa saja yang memfasilitasi acara-acara Irshad Manji di Indonesia, berarti memfasilitasi aktivitas musuh agama dan musuh agama dan musuh negara.
Kejadiannya cukup singkat sekitar 15 menit. Massa kemudian mundur sambil memaki-maki orang-orang yang hadir."Islam tidak mengajarkan orang menjadi lesbian!" Teriak massa MMI.
Selama massa MMI bertindak brutal, tidak ada satu orang pun polisi yang hadir untuk mencegah. Bahkan Tempo hanya menemukan satu orang polisi yang mengaku Kepolisian Sektor Banguntapan kabupaten Bantul di jalan depan LKIS. Polisi itu membawa senapan laras panjang.