Hingga Kamis (29/10/2015) malam WIB, petisi yang diunggah di situs Change.org telah ditandatangani oleh 525.000 lebih pendukung. Pengelola situs menyebut masih butuh sekitar 474.000 penandatangan untuk mencapai angka 1.000.000.
Berlipatnya jumlah pendukung Valentino Rossi dimungkinkan karena petisi ini kini tersedia dalam 21 bahasa dari 8 bahasa pada awal peluncuran.
Petisi tersedia dalam bahasa Inggris, Ceko, China, Denmark, Belanda, Perancis, Filipina, Yunani, India, Indonesia, Italia, Jepang, Polandia, Portugis, Norwegia, Romania, Slovenia, Spanyol, dan Ukraina.
Dalam petisi yang bernada provokatif ini, Davis meminta dukungan untuk pembatalan hukuman terhadap Rossi dan mengembalikan integritas ajang MotoGP.
Rossi dijatuhi hukuman memulai lomba di belakang grid pada GP Valencia, 8 November mendatang. Ia dinyatakan bersalah dalam kejadian yang melibatkan juara dunia, Marc Marquez, saat GP Malaysia berlangsung di Sirkuit Sepang, 25 Oktober lalu.
Petisi yang dituliskan pun sangat provokatif, antara lain berbunyi, "Integritas MotoGP jatuh ke dalam kehin*an. Anda baru saja membenarkan taktik balap kotor dengan menghukum Valentino Rossi untuk meraih gelar juara, sementara dia dil*cehkan dan disabotase oleh Marc Marquez. Pada saat yang sama, Anda telah membiarkan Jorge Lorenzo menyalip saat bendera kuning dikibarkan, tanpa hukuman...."
Mereka yang menandatangani petisi menuliskan alasan mereka. Sebagian besar menyalahkan perlakuan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo terhadap Valentino Rossi.
Ahmad Nauman dari Rawalpindi, Pakistan, misalnya, menyebut,"... Marc (Marquez) tidak lagi ada urusan dengan perebutan gelar juara dan sengaja melibatkan diri dengan Rossi...."
Sementara itu, Boki Smoki dari Uppsala, Swedia, bahkan menyinggung tindakan Jorge Lorenzo yang lolos dari pengawasan.
"VR (Valentino Rossi) telah disabot oleh MM (Marc Marquez). Sementara itu, JL (Jorge Lorenzo) mendahului (Rossi) saat yellow flag, sama sekali tak terkena penalti!!" tulisnya.