Rekayasa Skor Terungkap! Timnas U-23 Diduga Mengalah Pada Vietnam


Ane' ngenes banget ni gan bacanya,...parah bener mental para pelaku olahraga khususnya sepak bola di Indonesia,...

Bisnis.com, JAKARTA - Kekalahan tim nasional U-23 atas Vietnam, 0-5, pada cabang sepak bola SEA Games ke-28 di Singapura diduga penuh rekayasa. Timnas U-23 diduga mengalah pada Vietnam.

"Bandar judi di Malaysia ditengarai mengatur pertandingan perebutan perunggu itu," kata Kepala Bidang Penanganan Kasus Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Muhammad Isnur kepada Tempo, Selasa (16/6/2015).

Rencananya, Isnur dan para pegiat antikorupsi dari Lembaga Bantuan Hukum, Elsam, dan YCJR akan membongkar dugaan pengaturan skor pada SEA Games dan Liga Super Indonesia 2010-2015 serta praktek suap sejak 2000-2012. Mereka akan menggelar konferensi pers dan memperdengarkan rekaman praktek suap di Jakarta, Selasa sore, 16 Juni 2015.

Isnur menjelaskan dugaan pengaturan skor itu terungkap dari rekaman percakapan antara BS, perantara kaki-tangan bandar judi di Indonesia, dan bandar asal Malaysia yang inisialnya hanya disebut sebagai Das. Selama ini BS dikenal sebagai penghubung para bandar di Singapura dan Malaysia dengan para kaki-tangannya di Indonesia.

Sehari sebelum pertandingan, menurut Isnur, atau Ahad, 14 Juni 2015, di depan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga serta beberapa anggota tim litigasi pengungkap kasus mafia bola, BS menghubungi bandar asal Malaysia bernama Das dan bertanya, "Apakah pertandingan sepak bola antara Indonesia U-23 dan Vietnam U-23 telah diatur?"

Menurut Isnur, bandar itu menyatakan pertandingan timnas U-23 melawan Vietnam diatur untuk memenangkan Vietnam dengan skor lebih dari 4-0.

Pembicaraan itu di-loud speaker dan direkam oleh BS. Saat hari pertandingan, atau Senin, 15 Juni 2015, BS dan tim Kementerian menyaksikan pertandingan itu di sebuah hotel di kawasan Melawai, Blok M, Jakarta Selatan.

"Kami menyaksikan pertandingan itu. Ternyata pertandingan itu sesuai dengan pernyataan bandar," ujar Isnur. Pada babak pertama, timnas U-23 kalah telak 4-0. Sebelum babak kedua dimulai, BS menghubungi kembali bandar itu dan menanyakan berapa skor pada babak kedua pertandingan.

Dalam rekaman tersebut, bandar asal Malaysia itu menyatakan bahwa skor pada babak kedua bertambah untuk kemenangan Vietnam. Dan tepat, kata Isnur, pada babak kedua Indonesia kembali kemasukan satu gol dan skor akhir bertambah menjadi 5-0 untuk kemenangan timnas U-23 Vietnam.

Soal tudingan dugaan pengaturan skor dari pegiat antikorupsi itu, pelatih kepala tim nasional U-23 saat SEA Games, Aji Santoso, belum dapat dikonfirmasi. Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan juga belum menjawab telepon. Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan pun belum merespons pesan pendek dari Tempo.
sumber (bandung.bisnis.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pegiat antikorupsi akan membongkar dugaan pengaturan skor di balik kekalahan tim nasional U-23 pada SEA Games ke-28 di Singapura. "Kami akan buka rekaman antara bandar dan pengaturan skor pertandingan," kata Kepala Bidang Penanganan Kasus Lembaga Bantuan Hukum Jakarta M. Isnur saat dihubungi Tempo, Selasa, 16 Juni 2015. (Baca: Warga Indonesia Diduga Terlibat Pengaturan Skor di SEA Games)

Pada pertandingan semifinal SEA Games 2015 yang digelar di Stadion Nasional, Jalan Kallang, Singapura, Sabtu, 13 Juni 2015, timnas U-23 kalah 0-5 dari Thailand. Timnas U-23 juga gagal meraih medali perunggu setelah kembali takluk dari Vietnam dengan skor serupa, 0-5, Senin, 15 Juni 2015.

Kekalahan Timnas U-23 atas Vietnam, 0-5 diduga penuh rekayasa. Timnas U-23 diduga mengalah pada Vietnam. "Bandar judi di Malaysia ditengarai mengatur pertandingan perebutan perunggu itu," kata Isnur, kepada Tempo, Selasa, 16 Juni 2015. (Baca pula: TERUNGKAP: Timnas U-23 SEA Games Terlibat Pengaturan Skor?)

Rencananya, Isnur dan para pegiat antikorupsi dari LBH, Elsam, dan YCJR akan membongkar dugaan pengaturan skor di SEA Games dan Liga Super Indonesia 2010-2015 dan praktek suap sejak 2000-2012. Mereka akan menggelar konferensi pers dan memperdengarkan rekaman praktek suap di Jakarta, Selasa sore, 16 Juni 2015.

Isnur menjelaskan, dugaan pengaturan skor itu terungkap dari rekaman percakapan antara BS, perantara kaki tangan bandar judi di Indonesia, dengan bandar asal Malaysia yang inisialnya hanya disebut dengan Das. Selama ini BS dikenal sebagai penghubung para bandar di Singapura dan Malaysia dengan para kaki tangannya di Indonesia. (Baca: Usai Skandal FIFA, SEA Games Diguncang Pengaturan Skor)

Sehari sebelum pertandingan, menurut Isnur, atau Ahad, 14 Juni 2015, di depan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahrag, dan beberapa anggota tim litigasi pegungkap kasus mafia bola, BS menghubungi bandar asal malaysia bernama Das dan bertanya, "Apakah pertandingan sepakbola antara Indonesia U23 dengan Vietnam U23 telah diatur?"

Menurut Isnur, bandar itu menyatakan pertandingan Timnas U-23-Vietnam diatur untuk memenangkan Vietnam dengan skor lebih dari 4-0. Pembicaraan itu di-loud speaker dan direkam oleh BS. Saat hari pertandingan, atau Senin, 15 Juni 2015, BS dan tim Kemenpora menyaksikan pertandingan itu di sebuah hotel di kawasan Melawai, Blok-M, Jakarta Selatan.

"Kami menyaksikan pertandingan itu. Ternyata pertandingan itu sesuai dengan pernyataan bandar," ujar Isnur. Pada babak pertama Timnas U-23 kalah telak 4-0. Sebelum babak kedua dimulai BS menghubungi kembali bandar itu dan menanyakan berapa skor pada babak kedua pertandingan.

Dalam rekaman tersebut bandar asal Malaysia itu menyatakan bahwa skor pada babak kedua bertambah untuk kemenangan Vietnam. Tepat nyatanya, kata Isnur, pada babak kedua Indonesia kembali kemasukan 1 gol dan skor akhir bertambah menjadi 5-0 untuk kemenangan Timnas U-23 Vietnam.

Soal tudingan dugaan pengaturan skor dari pegiat antikorupsi itu, pelatih kepala tim nasional U-23 saat SEA Games, Aji Santoso, belum dapat dikonfirmasi. Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan juga belum menjawab telepon. Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan pun belum merespons pesan pendek dari Tempo.
sumber 2 (bola.tempo.co)


Inilah transkrip hasil rekaman dugaan pengaturan skor antara Timnas U-23 dan Vietnam.

BS : Indonesia kalah berapa bos?
Das : Empat kosong babak pertama. Tapi ada lagi dua atau tiga. ...

BS : Kalah enam kosong atau tujuh kosong?
Das : Lebih tujuh lah saya rasa. Babak pertama sudah empat kosong, babak kedua tidak valid, dua atau tiga lah. Mungkin tiga.

BS : Ini bandar mana yang pakai?
Das : Saya tidak dapat data, tapi saya dapat kabar.

BS : You kabar dari siapa?
DS : Tidak perlu saya ulanglah, kawan saya.

BS : Oke. Ini semua pemain atau berapa pemain?
Das : Semua pemainlah. Semua pemain di pihak sama.


bener2 harus di REVOLUPSSI Murah sekali harga diri bangsa ini dan mereka dengan sukarela tunduk saja kepada MAFIA dan BANDAR JUDI,...

Biar beritanya berimbang,...
Berikut Pernyataan dari Sang BAGINDA penguasa Bangsa P$I raya,...

Jakarta - Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, memberikan tanggapan terkait dugaan match fixing yang membawa-bawa nama Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015. Dia meminta tuduhan tersebut supaya dibuktikan agar tak jadi fitnah.

Tim Advokasi #IndonesiaVSMafiaBola merilis rekaman pembicaran via telepon yang mereka duga sebagai upaya match-fixing pertandingan sepakbola di SEA Games yang membawa-bawa nama Indonesia U-23.

Ada dua buah rekaman yang diterima oleh redaksi detikSport. Rekaman pertama diduga terkait pertandingan Indonesia melawan Thailand, sedangkan yang kedua adalah laga 'Garuda Muda' melawan Vietnam. Rekaman dugaan pembicaraan match fixing tersebut telah dilaporkan kepada Bareskim Mabes Polri.

Menanggapi hal tersebut, La Nyalla dengan tegas menyatakan bahwa dugaan tersebut tidak benar. Dia menantang agar dibuktikan jika memang tuduhan adanya match fixing itu benar terjadi.

"Kalau berani, buktikan jangan cuma asal ngomong saja. Silakan lapor polisi. Jangan cuma asal fitnah. Silakan buktikan, yang jelas untuk apa kita menjual pertandingan?" ucap Nyalla kepada detiksport, Selasa (16/6).

"Soal rekaman, semua orang juga bisa buat rekaman. Saya juga bisa. Terus rekaman itu jadi alat bukti, bisa kok. Jadi jangan sembarangan menuduh."

La Nyalla menilai, kekalahan Timnas U-23 terjadi murni lantaran Indonesia sudah tertinggal jauh dari negara-negara lainnya. Jadi, menurutnya, tidak ada gunanya juga melakukan match fixing.

"Tidak mungkin ada match fixing, anak-anak sudah berjuang maksimal. Apanya yang mau dijual (pertandingannya)? Memang kita kalah kelas dari mereka. Kita kalah dari Vietnam, kita kalah dari Myanmar, kita juga kalah sama Thailand."

Lebih lanjut, La Nyalla menyebut PSSI tidak akan tinggal diam terkait tuduhan match fixing tersebut. PSSI disebutnya akan menempuh jalur hukum.

"Yang jelas PSSI tidak tinggal diam, karena sudah memfitnah. Kami akan siapkan tim hukum, siapa pun yang bicara match fixing, buktikan. Kami akan siapkan data-data semua, biar kuasa hukum PSSI yang menangani itu."

"Kasihan mental pemain sudah down, sekarang ditambah pemberitaan seperti itu. Kasihan mereka. Coba cek pemain siapa yang terlibat match fixing buktikan. Jadi, buktikan."

"Kalau terbukti ada match fixing, La Nyalla siap bertanggung jawab. Catat itu," kata La Nyalla.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.