Pesawat Airasia ditemukan Selasa (30/12/2014). Penemuan pesawat naas yang jatuh di lepas pantai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tersebut tak lepas dari kesaksian Rahmat.
Sempat hilang dalam waktu dua hari, pesawat Airasia QZ8501 berpenumpang 155 orang akhirnya ditemukan di perairan lepas pantai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Penemuan ini tak lepas dari kesaksian seorang nelayan bernama Rahmat yang sempat diragukan keterangannya oleh aparat militer Indonesia. Ia bahkan bukan prioritas naik helikopter kala pencarian korban dilakukan.
Diceritakan olehnya, saat itu, sepulang dari melaut dua hari semalam, Rahmat, 44, tak mendapat satu pun ikan. Berangkat pada hari Minggu (28/12) pagi dan pulang Senin (29/12) siang yang dia dapatkan hanyalah cerita akan adanya dentuman keras saat berangkat melaut.
Sepulang dirinya melaut, Rahmat menyimak berita di berbagai media massa. Tersentaklah dia ketika mengetahui ada pesawat Airasia hilang yang belum ditemukan ada di sekitar tempat dia melaut.
“Saya duga kalau dentuman yang saya dengar kemarin harinya itu adalah pesawat yang sedang dicari. Saya langsung ke rumah Pak Lurah Desa Kubu untuk menceritakan itu,” tutur Rahmat saat berbagi cerita di Pelabuhan Panglima Utar, Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014) terkait ditemukannya pesawat Airasia.
Lurah desa tempat Rahmat tinggal itu langsung menyebarkan informasi dari pria nelayan warganya itu. Rahmat pun segera diminta datang ke posko utama evakuasi AirAsia QZ 8501 di Lanud Iskandar Pangkalan Bun.
“Saya ditanya-tanyai panjang tentang itu. Kemudian saya bilang kalau saya bersedia menunjukkan posisi saya dengar dentuman,” ujar Rahmat sebagaimana diberitakanDetik.com, Rabu (31/12/2014).
Waktu itu sudah malam hari Senin. Namun Rahmat tetap berada di posko.
Keesokan paginya, Rahmat diminta ikut helikopter milik TNI yang akan melakukan pencarian. Tetapi petugas mengatakan helikopter sudah penuh dan Rahmat tak bisa ikut. Rahmat pun hanya memberikan arahan secara lisan sebelum helikopter terbang.
Benar saja, tak lama setelah Rahmat memberitahukan kesaksian, satu jenazah penumpang Airasia ditemukan tak jauh dari Pulau Senggaro. Pihak-pihak yang awalnya tak percaya dengan kesaksian Rahmat pun akhirnya percaya.
Dilansir Kantor Berita Antara, anggota Basarnas dibantu anggota TNI AU memindahkan jenazah korban pesawat Airasia hilang dari kapal-kapal pencari dengan helikopterDolphin milik Basarnas ke RSUD Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014). Langkah evakuasi jenazah itu dilakukan setelah lokasi jatuhnya pesawat Airasia ditemukan, Selasa (30/12/2014).
Basarnas, Rabu, menyatakan tujuh jenazah penumpang pesawat Airasia hilang telah ditemukan di Teluk Kumai, tepian Laut Jawa, wilayah lepas pantai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Jasad korban Airasia QZ 8501 itu telah diangkat ke Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo-357. Sejauh ini, baru dua dari tujuh jenazah itu yang telah dievakuasi ke Pangkalan Bun untuk dibawa ke RSUD Sultan Imanudin.