Aksi serangan dan pembunuhan yang menimpa Charlie Hebdo berdampak juga ke sektor lain di Perancis. Salah satu yang terkena dampaknya adalah situs-situs yang berasal dari Negara Napolleon Bonaparte tersebut.
Sebuah laporan mengungkap bahwa serangan cyber yang menyasar website Perancis mengalami pertumbuhan pesat pasca serangan ke Charlie Hebdo. Informasi soal serangancyber ini diumumkan oleh Kepala Pertahanan Digital Perancis.
Dalam laporan tersebut diungkap, sekitar 19 ribu website telah menjadi korban serangan cyber dalam beberapa hari terakhir. Serangan-serangan ini dilakukan oleh kelompok organisasi Islam yang kurang terstruktur namun cukup dikenal.
Arnauld Coustilliere yang menjabat sebagai Kepala Pertahanan Cyber Militer Perancis memaparkan, sebagian besar serangan mengubah tampilan website dengan gambar propaganda bertuliskan slogan 'Death to Charlie'.
"Apa yang baru, apa yang penting, ini adalah serangan ke 19 ribu situs yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Coustilliere seperti dikutip dari laman Mirror.
Perusahaan keamanan digital Arbor Networks menyebutkan serangan telah menghajar 1.070 website dalam 24 jam terakhir. Menurut Arbor, serangan ini dilakukan dengan cara memenuhi lalu lintas (trafik) situs hingga membuatnya down.
Serangan yang dilancarkan oleh pihak yang diduga berasal dari kelompok 'peretas jihad' itu mengundang gerakan dari kelompok hacker Anonymous. Mereka disebut-sebut telah mendeklarasikan perang melawan 'peretas jihad' dengan menargetkan situs pro-jihad dan akun media sosial.