Dalam kompetisi tersebut, salah satu tim yang terdiri dari dua orang siswi Indonesia asal SMA Negeri 2 Sekayu Sumatera Selatan, Muhtaza Azziya Safiq (Moza) dan Anjani Rahma Putri (Jani), meraih dua penghargaan kategori Engineering, Materials & Bioengineering dan kategori The Development Focus.
Penghargaan itu didapat melalui karya ilmiah mereka yang dinamakan Green Refrigerant Box (kulkas tanpa tenaga listrik dan tanpa freon).
Ide karya ilmiah ini didapat Moza dan Jani dari hasil kunjungan ke petani-petani buah dan pasar-pasar di daerah asalnya.
"Potensi buah-buahan di daerah kami cukup besar tetapi para petaninya menjual buah-buahan yang busuk di pasar karena kendala jarak yang jauh, sarana transportasi yang minim dan tidak adanya pasokan listrik. Dari hal itu kita ingin membantu mereka,” ujar siswi kelas XII SMA Negeri 2 Sekayu Sumsel itu.
Jani menambahkan ada juga kesalahan pola pikir masyarakat di daerahnya yang biasa membeli buah-buahan busuk di pasar.
"Apabila mereka tidak membeli buah-buahan yang tidak busuk, mereka menyangka buah-buahan tersebut belum matang. Padahal buah yang busuk itu belum tentu baik untuk dikonsumsi," kata Moza.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, mengapresiasi hasil karya ilmiah anak Indonesia yang meraih dua penghargaan di ajang bergengsi itu.
"Saya ikut mengapresiasi hal ini dan mudah-mudahan kita dapat mendukung terus melalui program beasiswa, riset, dan lain-lain," kata Anies saat menyambut kedatangan dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu Sumsel peraih penghargaan Intel ISEF 2014 di kantor Kemendikbud, Jakarta, hari ini.
Anies mengatakan cara mereka membuat karya ilmiah itu menarik dan bisa menjadi contoh bagi anak-anak Indonesia.
"Filosofi yang dilakukan oleh anak-anak ini sudah benar. Mereka melihat masalah lalu menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah," katanya.