"Saya telepon dia (Tracey Williams). Itu tanggal 12 September 2012," aku pengelola akun Sukabumi Heritage, Dedi Suhendra, di kediamannya, Jalan Ciraden, Alun-alun Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (3/12/2014).
Sukabumi Heritage sudah lama mendalami gutta-perca, tanaman sejenis karet yang menjadi primadona Eropa dan Amerika pada abad 19 untuk kebutuhan industri. Mereka memiliki dokumentasi cukup lengkap tentang sejarah tanaman tersebut dan pabrik pengolahannya di Desa Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Dedi mengaku tahu lempengan Tjipetir jadi misteri di Eropa setelah melihat postingan Williams di Facebook. Di sana sudah ada yang menyebut tanaman gutta-percha berasal dari Malaysia. Diperkirakan, seseorang menelepon Williams dan menyebut Tjipetir merupakan produk negeri jiran tersebut.
"Sudah mendunia diklaim. Saya tegaskan bahwa Tjipetir itu berasal dari wilayah kami yaitu di Kabupaten Sukabumi," jelas Dedi.
Dedi menghubungi admin (Tracey Williams) dan mengirimkan sejumlah foto dilengkapi dengan peta lokasi dari Jakarta menuju pabrik pengolahan gutta-perca di wilayah Cikidang. "Kami kirim bukti-bukti dan tak lama kemudian mereka akhirnya meluruskan klaim malaysia tersebut dengan menegaskan bahwa itu berasal dari Kabupaten Sukabumi," lanjut Dedi.
Di rumah, Dedi menyimpan banyak arsip tentang gutta-perca dan sejarah pabrik Cipetir. Sebagian besar di antaranya berbahasa Belanda. Ia yakin bahwa lempengan bertuliskan Tjipetir yang ditemukan di pantai Eropa merupakan produk pabrik Cipetir yang kini dikelola PTPN VIII Sukamaju Sukabumi.