Lokasi Tugu Pahlawan ini dahulu merupakan bekas gedung pengadilan Belanda yang dipakai untuk mengadili warga pribumi dan orang Belanda yang melakukan pelanggaran hukum. bangunan ini dikenal dengan sebutan Raad Van Justititie.
Pada awalnya, pendirian monumen ini untuk mengenang jasa perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Sejarah mencatat peristiwa tersebut sebagai perang besar, sebanyak 10.000 Arek Suroboyo tewas dalam pertempuran melawan Sekutu.
Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, didampingi Walikota Surabaya Doel Arnowo, melakukan peletakan batu pertama pada tanggal 10 Nopember 1951, dan tepat setahun kemudian Monumen Tugu Pahlawan diresmikan oleh Presiden, didampingi Walikota Surabaya, R Moestadjab Soemowidigo bertepatan dengan kongres pemuda Indonesia yang digelar di Surabaya.
Saat memasuki areal Monumen Tugu Pahlawan, wisatawan akan diajak untuk melihat delapan relief yang menggambarkan perkembangan kota Surabaya pada jaman dahulu hingga saat ini. Mulai pertempuran Jendral Mallaby, hingga pengejaran arek Suroboyo yang mengungsi ke Mojokerto akibat peristiwa Mallaby. Dalam relief tersebut digambarkan, tentara sekutu yang membonceng NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie) mengejar Arek Suroboyo hingga terjadi petempuran di kawasan perbukitan Gunung Sari.
Sejarah mencatat, pada tahun 2000 dibangunlah museum untuk melengkapi keberadaan monumen. Didalam museum ini tersimpan koleksi-koleksi sejarah, seperti peta-peta yang menggambarkan invasi tentara Tar-Tar ke Hujung Galuh dan ada juga berbagai jenis senjata yang digunakan pada Pertempuran 10 Nopember 1945.
Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan milik Bung Tomo dan bendera lascar pejuang ketika pertempuran bersejarah itu terjadi. Pada lantai satu, wisatawan bisa mendengarkan pidato Bung Tomo selama 4 menit, hanya dengan menukarkan koin ke petugas museum.
Untuk wisatawan yang ingin mengetahui suasana pertempuran 10 November, dapat berkunjung ke Auditorium Visual, film berdurasi 25 menit ini merupakan film dokumenter yang dibuat untuk menggambarkan suasana perjuangan Arek Suroboyo melawan Sekutu. Dalam satu hari, pemutaran film dilakukan sebanyak enam kali yang disertai dengan peta maket Surabaya pada tahun 1945, yang sudah dilengkap dengan detector asap plus efek cahaya.
Untuk menyukseskan tahun kunjungan museum 2010, maka monumen Tugu Pahlawan mulai berbenah. “kami berupaya untuk melakukan pembenahan berbagai fasilitas dan koleksi museum, dan kami yakin pengunjung di tahun ini akan meningkat” tutur Moch Sutopo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Monumen Tugu Pahlawan.
Jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun juga terus meningkat, pada tahun 2007 mencapai 46.083 orang, 2008 mencapai 55.340 dan tahun 2009 mencapai 70.230 wisatawan. “ada peningkatan rata-rata 18-20% setiap tahun, dan jumlah pengunjung paling banyak berasal dari pelajar dan mahasiswa, yang didominasi oleh wisatawan domestik 95% sisanya wisatawan manca negara 5%” tutur Sutopo.