Saat ditemui di kediamannya, IB yang kini duduk sebagai ketua Fraksi Hanura di DPRD Garut, mengaku bahwa bisnis batu akik telah ia geluti sejak 10 tahun lalu saat masih tinggal di Desa Sukarame, Kecamatan Caringin, Garut.
Ia mengatakan profesinya saat itu masih sebagai tukang ojek. Secara kebetulan sekitar tahun 2004 silam, Kecamatan Caringin sering didatangi para kolektor batu akik yang datang dari Jakarta maupun negara tetangga untuk berburu ke penambangan warga setempat.
"Karena sering berkomunikasi dengan para kolektor batu akik, akhirnya saya mencoba mencari peruntungan berbisnis batu akik, kecil-kecilan," ujarnya, Selasa, 21 Oktober 2014 malam kepada VIVAnews.
"Saya membeli batu bongkahan dari para penambang, kemudian saya jual kepada para kolektor, ya hasilnya lumayan," tambah IB.
Selain ekonomi keluarganya meningkat drastis, IB pun tumbuh sebagai orang yang disegani di desa, dan pernah menjabat sebagai kepala Desa Sukarame, Kecamatan Caringin, bahkan kini IB duduk sebagai Ketua Fraksi Partai Hanura di DPRD Garut.
Dilanjutkan IB, batu akik jenis crysoprase hijau merupakan jenis batu Garut terbaik. Batu yang memiliki warna hijau ini pertama kali ditemukan oleh penambang batu bernama Ohen. Setelah batu Ohen, kemudian muncul batu pancawarna yang memiliki kualitas sangat baik.
IB mengatakan harga batu Ohen sangat tinggi. Ia sempat membeli batu temuan warga seharga Rp7 juta. Setelah dibelah dua, batu yang semula terlihat berwarna hitam, ternyata memiliki warna hijau. Ketika ia menjual batu tersebut ke Jakarta batu tersebut harganya mencapai Rp1,2 miliar.
"Mungkin dari sana, sejak setahun terakhir ini penggemar batu akik di Garut membludak, semua kalangan menggemari batu akik, bahkan menjadi lahan bisnis baru bagi sebagian warga Garut," ujarnya.
IB kini berjualan batu akik yang dibentuk sebagai hiasan cincin ataupun liontin. Harganya mulai dari Rp30 juta hingga Rp100 juta.
Namun yang disayangkan, pemerintah Kabupaten Garut hingga saat ini belum peduli kepada para pengrajin batu akik yang membutuhkan pembinaan langsung dari Pemerintah. Pasalnya, karena selama ini pengembangan batu akik hanya dilakukan oleh masyarakat sendiri.
"Seharusnya Pemerintah mulai memikirkan melakukan pembinaan kepada pengrajin batu agar kualitas batu bisa dipertahankan," katanya.