Sementara kebanyakan orang terpaku ketakutan di rumah, beberapa orang berkumpul mencoba melupakan perang saudara yang tengah berkecamuk.
"Saya datang ke sini untuk merubah suasana," kata Mohammad (25 tahun) sambil memegang minuman. Bukan sembarang minuman, melainkan minuman keras. Wow!
Warga Damaskus berjoget di sebuah klub malam, 13 September 2013
"Ada sukacita di sini," katanya di klub malam kawasan kelas atas, Shaalan, tempat para bartenderberatraksi memberi roh untuk botol-botol minuman. Di dance floor, terlihat pria dan wanita cantik bergoyak semangat mengikuti irama musik.
Mereka bersemangat nge-dance walau diluar beberapa kali terdengar suara tembakan pada 13 September 2013
Salah satu yang ikut dugem di klub tersebut adalah Mudi al-Arabi, rapper berusia 22 tahun, yang kembali ke Damaskus dua bulan lalu setelah menghabiskan dua tahun tinggal di Maroko. Dia bertekad untuk menjaga gaya hidup happy-go-lucky meskipun ada ancaman kematian.
Pemandangan seperti ini akan membuat siapapun terhenyak
"Semua orang akan mati suatu hari nanti, tetapi orang-orang Suriah mencintai hidup dan yang paling penting adalah untuk menjadi bahagia," katanya. "Jika Amerika Serikat menyerang kami, saya yakin militer kami akan membela."
Sejak pemberontakan melawan kekuasaan Assad meletus pada Maret 2011, pemerintah telah mewaspadai pertemuan umum dan sangat sulit untuk mendapatkan izin.
Namun klub-klub malam tetap melakukan bisnisnya meskipun perang berkecamuk. Klub-klub malam tetap buka hingga pukul 02.00 dinihari dan selama ini, walau sedang perang, tetap aman-aman saja. Seorang manajer klub malam, Bashar (29 tahun) meminta agar jangan menyebutkan nama klubnya karena ia takut seseorang akan melukai para clubbers karena berpikir mereka bersenang-senang saat orang-orang banyak yang menderita.
Seorang bartender sedang meracik minuman di sebuah klub malam di Damaskus, 13 September 2013
Di Damaskus, ibukota Suriah, kira-kira masih ada selusin klub malam yang masih buka, padahal di dekat situ perang berkecamuk meluluhlantakkan bangunan-bangunan dan telah memakan korban jiwa lebih dari 100.000 orang.
Seorang DJ sedang beraksi di sebuah klub malam di Damaskus, 13 September 2013
Benar-benar luar biasa warga Suriah ini. "Don't worry be happy", kira-kira begitulah motto hidup mereka.