Perawakan dan tampangnya memang mirip anak baru lulus SMA, tapi siapa sangka bocah bernama Big Zaman ini sudah diwisuda September tahun lalu dari Kampus yang identik dengan yellow jacket-nya. Menariknya, dari sosoknya yang sederhana tersimpan pengalaman hidup yang begitu menginspirasi.
Mau tahu kisah seorang Big yang menggugah hingga ia didaulat menyampaikan 'Graduation Speech' saat wisuda tahun lalu di Balairung UI? Ini dia kisahnya:
Betapa indah pertolongan Alloh, tanpa cinta-Nya Barangkali seorang anak laki-laki itu sudah berhenti di tengah-tengah pendidikannya. Selalu saja ada orang yang mau membiayai sekolahnya dari kepala sekolah SD-nya, seorang pemilik restoran yang tidak diketahui dari mana asalnya, hingga alumni SMAN 5 Surabaya rajin terus menebus uang sekolahnya sejak SD hingga SMA.
Barangkali anak laki-laki itu tidak pernah berpikir untuk melanjutkan kuliahnya bila Allah tidak mengirimkan teman-teman SMA yang sangat tidak logis yang sering kali membantunya dan di akhir kelas 3 SMA mau patungan sekelas hanya untuk membiayai uang bimbingan belajarnya.
Betapa ajaib nikmat dariNya ketika anak laki-laki ini yang sudah diterima di kampus idamannya UI, namun nyaris gagal berangkat ke Jakarta karena masalah ongkos. Apa jadinya bila Allah tidak mengutus sahabat terbaik beserta keluarganya yang murah hati yang tiba-tiba datang menjemput ke rumah dan menaikkan anak kampungan ini untuk naik pesawat pertama kalinya! Ya, ke Jakarta!
Bahkan ketika sampai di asrama UI, tempat pertama kali menginjakkan kaki di kampus itu , anak laki-laki itu hanya bermodalkan tiga stel baju celana plus ijazah di tangan, mengalami sulitnya di masa-masa awal. Ya, lagi-lagi Allah mengirimkan keluarga pertama ASUI yang saat itu datang berkunjung dan membawakan setenteng kantong plastik besar Ramayana berisi baju, sepatu, tas, dan sejumlah uang agar ia dapat tinggal dengan nyaman. Allahu rabbi..Saat itu pula, bisa jadi si anak laki-laki itu sudah di-DO sebelum memasuki perkuliahan karena 700 ribu uang DKFM yang belum dibayarkannya. Namun lagi-lagi rasanya Allah ingin membisikkan di telingaku,
“Kamu tidak sendiri, Big..”
Begitulah Allah, dengan rasa cintaNya yang begitu besar menyelamatkan masa depan bocah cungkring itu. Kali ini seorang sosok mulia itu tiba-tiba memanggil saya yang sedang menangis di sekretariat untuk masuk ke ruangannya. Dengan lembut beliau menenangkan lalu mengatakan,
“Semua akan baik-baik saja, kamu jangan takut ya Big..”
Nol rupiahnya uang pangkal dan uang semester pun akhirnya dilengkapi dengan lunasnya DKFM saya saat itu. Mata saya pun tmeleleh setiap mengingat kejadian bersama ibu yang selalu saya cintai, yang hingga saat ini pun masih memperjuangkan mahasiswa-mahasiswa yang kurang beruntung seperti saya. Terimakasih Bu..
Terima kasih kepada dua bidadari cantik yang hadir di wisuda saya kemarin, mereka adalah ibu dan mbak yang terus memberikan doa tertulusnya tak pernah henti. Dan tentu sosok yang akan selalu saya kagumi, almarhum Bapak yang dari dulu selalu meyakini, suatu saat saya pasti jadi sarjana, jadi orang pinter, jadi orang besar di zaman yang besar nanti, begitu kan Pak doamu dalam namaku?
Ya, tulisan ini hanya sebuah titik dari sejumlah syukur yang ingin ku haturkan padaMu Allah. Yang selalu punya rencana terbaik dibalik semua rencana terbaik yang telah kumiliki..
Maka kugoreskan rencanaku selanjutnya dengan pensil ya Allah, dan seperti biasa kan kuberikan penghapusnya kepadaMu agar Kau dapat hapuskan yang tidak perlu dan menggantinya dengan skenario yang lebih, lebih, dan lebih baik!
-----
Hikmah:
Begitulah cara Alloh memperlakukan hamba-hambaNya yang sungguh bersungguh-sungguh meraih impian mulianya apalagi untuk menuntut ilmu. Akan dibukakan seribu satu jalan untuk menggapainya. Yakinlah! kisah Big semoga mampu menyemangati kita untuk terus berikhtiar tanpa batas.
Hikmah:
Begitulah cara Alloh memperlakukan hamba-hambaNya yang sungguh bersungguh-sungguh meraih impian mulianya apalagi untuk menuntut ilmu. Akan dibukakan seribu satu jalan untuk menggapainya. Yakinlah! kisah Big semoga mampu menyemangati kita untuk terus berikhtiar tanpa batas.