1. Pahami dan identifikasi alasannya. Hal yang utama adalah memahami situasi mengapa suami Anda begitu terobsesi dalam pekerjaannya. Bisa jadi hal tersebut merupakan bentuk tugas yang memang dilimpahkan kepadanya. Alasan lain mungkin saja suami merupakan orang kepercayaan yang mampu menyelesaikan tugas, sementara rekan lainnya cuti untuk berlibur. Alasan lain bisa saja ia tengah berusaha untuk kerja maksimal agar dapat promosi jabatan atau kenaikan gaji. Pahami alasannya, sebelum Anda banyak menuntut.
2. Beri motivasi dan saran. Jika Anda telah mengetahui alasannya, berikan semangat untuknya. Selipkan beberapa saran pada suami Anda. Misalnya bagaimana seharusnya ia membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan untuk dirinya sendiri. Dengan pengertian ini, ia akan mengerti bagaimana seharusnya bersikap.
3. Hadirkan waktu yang berkualitas. Jika ia tengah bersantai di waktunya yang sempit, ciptakan waktu untuk kebersamaan keluarga. Manjakan suami dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti menonton film di ruang keluarga, atau membuatkan masakan kesukaannya.
4. Hadapi dengan hati yang lapang. Sejatinya, suami Anda bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Semakin Anda banyak menuntut, semakin jauh juga ia untuk menarik diri. Jangan merengek, mengeluh atau bahkan menyalahkan pekerjaannya.
5. Hormati persepsinya terhadap pekerjaan. Lakukan introspeksi diri. Bagaimana sikap Anda terhadap pekerjaan suami? Hal ini penting untuk bagaimana Anda menghormati dan menghargai jerih payahnya dalam bekerja. Ciptakan waktu berdua untuk saling memahami lebih dalam.