Kegagalan di ajang Piala Thomas-Uber 2012 memunculkan kekhawatiran mengenai mampu tidaknya Indonesia menjaga tradisi medali emas di Olimpiade. PB PBSI sendiri berjanji hasil buruk itu akan menjadi bahan evaluasi.
Sejak cabang olahraga bulutangkis resmi memperebutkan medali Olimpiade pada tahun 1992--tahun 1996 untuk ganda campuran--pebulutangkis Indonesia selalu bisa menggondol medali emas.
Tradisi itu dimulai dengan "pasangan emas" Alan Budikusuma-Susi Susanti di tahun 1992 ketika mereka meraih medali emas di tunggal putra dan tunggal putri.
Pada Olimpiade 1996, giliran ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja yang membuat 'Merah Putih' berkibar di Atlanta, Amerika Serikat.
Tradisi berlanjut pada tahun 2000 dalam Olimpiade Sydney. Ganda putra kembali meraih medali emas seiring kemenangan Tony Gunawan/Candra Wijaya.
Di tahun 2004, pada Olimpide Athena, Taufik Hidayat menjadi tunggal putra kedua Indonesia yang mampu meraih medali emas, mengikuti jejak Alan Budikusuma.
Terakhir, empat tahun lalu, medali emas dipersembahkan oleh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dalam Olimpiade Beijing.
Tradisi emas dari bulutangkis ini tentu diharapkan dapat terjaga di Olimpiade London yang bergulir dari 27 Juli sampai 12 Agustus mendatang.
Yang menjadi masalah, menjelang berlangsung Olimpiade tersebut para atlet bulutangkis Indonesia justru menuai hasil mengecewakan di ajang Piala Thomas-Uber. Baik tim Thomas maupun tim Uber Indonesia sama-sama sudah tersingkir di perempatfinal.
Publik pencinta bulutangkis di Indonesia sudah tentu kecewa. Bukan tak mungkin keraguan untuk terus menjaga tradisi emas di Olimpiade pun ikut terbersit.
Masihkah tradisi itu terjaga? Hanya waktu yang akan menjawabnya, meski PB PBSI selaku induk olahraga bulutangkis di Indonesia menegaskan bakal menjadikan hasil di Piala Thomas-Uber 2012 sebagai bahan pelajaran berharga sebelum Olimpiade.
"Hasil Thomas Uber ini menjadi bahan evaluasi sebelum benar-benar menghadapi Olimpiade," tegas Ketua Umum PBSI Djoko Santoso dalam perbincangan dengan detikSport di Wuhan Gymnasium Sport Center, Wuhan, China.