Kemudian, di bawah sketsa wajah Jokowi, tertulis kalimat yang mempertanyakan di mana sebaiknya Jokowi berada. Ada tiga pilihan jawaban: tetap di Solo, menjadi calon Gubernur Jawa Tengah, atau calon Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Poster itu dibuat oleh pengusaha kreatif asal Surakarta, pemilik perusahaan Republik Aeng-aeng, Mayor Haristanto. "Gencarnya wacana bahwa Jokowi akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Tengah membuat masyarakat bertanya-tanya," kata pria setengah baya ini saat ditemui di dekat poster itu. Menurut Mayor, dia hanya ingin tahu, bagi warga Solo, Jokowi sebaiknya ke mana.
“Masyarakat bisa menjawab sesuai dengan keinginannya. Silakan memberi tanda garis seperti saat melakukan voting di kotak yang disediakan,” katanya. Memang, pada setiap alternatif jawaban di poster itu terdapat gambar kotak-kotak untuk diisi. Setiap orang hanya boleh mengisi satu garis dalam salah satu kotak. Setiap kotak cuma boleh berisi lima garis.
Sejak dibuka pada pukul 7.00 WIB, pilihan yang paling banyak ditandai adalah "Tetap di Solo," sekitar 400-an suara. Sedangkan yang mendukung Jokowi menjadi calon Gubernur Jawa Tengah sekitar 200 orang. Dan hanya 50 orang yang menginginkan Jokowi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Sutarno, warga Pasar Kliwon, termasuk yang memilih kotak pada pilihan Tetap di Solo. "Biarin. Biar Jokowi tetap di Solo,” ujarnya kepada Tempo.
Salah seorang warga yang memberi tanda di kotak "Calon Gubernur DKI Jakarta" mengaku yakin Jokowi bisa mengatasi persoalan di Jakarta, seperti macet dan banjir. Warga ini, Rendy, merupakan orang Solo yang bekerja di Jakarta. “Saya yakin Jokowi mampu menularkan pengalamannya di Jakarta,” kata dia.
Jokowi, yang kebetulan melintas dengan sepeda di depan poster besar itu, menyatakan menghargai pendapat masyarakat berkaitan dengan langkah politiknya. Dia hanya tertawa melihat sebagian besar jawaban menginginkan dia tetap di Solo. “Saya masih di Solo, kok, masih sepedaan,” ujarnya.