"Kalau capeknya, sampai sekarang masih terasa. Namun kami senang acara pernikahan kemarin memberi pengaruh positif terhadap masyarakat dan pariwisata Yogyakarta," ungkap Jeng Reni panggilan akrabnya dalam acara Jenang Sumsuman di Kraton Kilen, Yogyakarta, Sabtu (29/10/2011).
Dalam acara jenang sumsuman itu, Jeng Reni hadir bersama suaminya Achmad Ubaedillah. Sedangkan panitia diwakili oleh adik Sultan, GBPH Prabukusumo. Acara tersebut merupakan salah satu tradisi penutup selesainya sebuah kegiatan terutama pernikahan.
"Kami juga berterimakasih kepada media atas semua dukungannya sehingga tidak hanya dilihat masyarakat Yogyakarta saja tapi juga luar Yogyakarta, bahkan luar negeri. Semua acara berjalan sukses hingga resepsi berakhir," katanya.
Dia pun kemudian menceritakan suatu pengalaman menarik setelah kembali ke Jakarta bersama suaminya. Saat berbelanja di sebuah supermarket untuk membeli peralatan dapur seperti rice cooker, banyak ibu-ibu yang mengenalinya. Mereka langsung menyapa, bersalaman dan berfoto bersama.
"Pas nggotong-nggotong (membawa) rice cooker, tak tahunya ada yang menyapa kemudian berfoto, malah jadi ramai waktu itu," kata Jeng Reni sambil tertawa mengingat peristiwa itu.
Sementara itu Ubay juga punya pengalaman menarik ketika dirinya berada di Gedhong Kesatriyan sebelum pernikahan atau saat prosesi Nyantri. Karena tidak banyak kegiatan yang dilakukan, dia kemudian membalas semua SMS dan telepon ucapan selamat dari teman-temannya.
"Terus terang kami senang karena sambutan masyarakat benar-benar luar biasa. Dan saya saat di Kesatriyan membalas semua SMS teman-teman saya dari Papua, Jakarta, Sulawesi dll karena menyaksikan di televisi," katanya.
Ubay juga mengaku untuk sementara dia bersama Jeng Reni tetap harus bolak-balik Jakarta-Yogyakarta. Seperti saat acara jenang sumsuman itu, Ubay juga baru saja tiba dari Jakarta. "Saya tetap bekerja di Jakarta dan hari ini langsung ke Yogya," kata Ubay