Heboh Berita Festival ‘Pemerkosaan’ Assam di India

Memaksa Menyerahkan Harga Diri

India dan dunia dihebohkan berita yang dilansir National Reports (nationalreport.net) pada awal November lalu. Sebab situs berita asal Amerika Serikat tersebut mengabarkan terkait perhelatan tahunan, yang sangat aneh dan keji, Festival Assam di India.

Dinamakan festival Assam karena diselenggarakan di Assam, utara timur India. Dikisahkan dalam festival ini para gadis berusia tujuh hingga 16 tahun yang belum menikah memiliki kesempatan mencari perlindungan atau dipaksa menyerahkan tubuhnya selama festival berlangsung.

Seperti dilansir National Report, Madhuban Ahluwalia yang mengepalai festival tahunan mengatakan kepada wartawan acara ini sangat penting. Menurutnya ini adalah tradisi lama di Assam yang berlangsung sejak ribuan tahun tahun lalu.

“Kami memaksa roh jahat yang ada dalam diri para gadis. Jika tidak, mereka akan menipu pada kami dan kami akan dipaksa untuk membunuh mereka. Sehingga festival ini sangat penting bagi kampung ini,” kata Ahluwalia.

Berita semakin diperparah dengan penjelasan bahwa pemenang dalam festival ini adalah warga yang bisa 'memperkosa' wanita paling banyak. Dan dia berhak mendapatkan hadiah dan mendapat julukan kehormatan ‘The Baalkrishan’..

Seorang pemuda warga Assam bernama Harikrishna Majumdar mengungkapkan telah melakukan latihan sepanjang tahun demi memenangkan acara ini. “Saya akan mendapatkan sebagian besar korban 'perkosaan' tahun ini. Saya sudah berlatih sepanjang tahun,” katanya.

“Saya telah berlatih 'memperkosa' adik saya dan teman-temannya setiap hari. Saya akan menjadi bintang nomor satu di festival ini dan saya pasti akan mendapatkan hadiah Baalkrishan tahun ini,” kata pemuda berusia 24 tahun tersebut.

Sementara itu seorang gadis Assam bernama Jaitashri Majumdar menceritakan dirinya tahun lalu sempat nyaris melewati festival tanpa menjadi korban 'pemerkosaan'. “Saat waktu hampir habis saya saya nyaris selamat. Saya hampir sampai ke zona perlindunga di pinggir kota.”

“Tapi pada menit terakhir, sembilan pemuda menangkap dan 'memaksa' saya. Beruntung saya sekarang sudah sembuh. Sekarang saya bisa kembali berpartisipasi di acara tahun ini, atau kalau tidak saya akan dihukum mati dengan dirajam.”

Sumber

Hanya Cerita Satire
Berita ini sontak membuat heboh dunia. Banyak yang tidak percaya festival ini benar-benar ada di Assam India. Dan memang ternyata berita ini hanya rekaan dari penulis National Report, Paul Horner yang mencoba menulis cerita satire atau sindiran terhadap maraknya kasus 'pemerkosaan' di India.

Namun sebagian besar pengguna internet sudah banyak yang terlanjur mempercayai berita palsu itu. Tak pelak tulisan Festival Assam di National Report mendapat kritikan luas dari India dan seluruh dunia.

Terlebih warga Assam yang merasa difitnah dan dicemarkan nama baik kampung mereka. Sebab, sejak diterbitkan pertama kali, artikel tentang festival Assam telah menyebar di 212 ribu di Facebook dan 1.800 kali di Twitter.

Inilah yang memicu kemarahan para pengguna internet. Selain marah karena ini hanya artikel bohong, mereka juga menilai National Report tidak pantas membuat artikel satire bertemakan tentang isyu 'perkosaan' yang tidak berperi kemanusiaan.

“Artikel penipuan dan sangat tidak etis tentang festival yang benar-benar fiktif ini. Ini adalah tindakan tidak terhormat dan mengabaikan sikap rendah hati dan tenteram warga kami,” bunyi pernyataan Kepala Kementerian di India yang dipublikasikan di Hindustan Times.

“Penjelasan dalam artikel tersebut sangat mengerikan dan berada dalam ranah iblis. Penulis artikel ini telah melakukan kejahatan keji yang tidak sesuai dengan sisi kemanusiaan,” bunyi kecaman lain seperti dilanri IBTimes.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.