Foto-Foto 4 Koleksi Museum Nasional yang Hilang

Empat koleksi Museum Nasional peninggalan Abad 10 hilang digondol maling. Raibnya artefak kuno itu baru ketahuan Rabu 11 September 2013 lalu. Benda-benda terbuat dari emas ini ditaksir berharga miliaran rupiah.

Ini bukan kali pertama pencurian terjadi di Museum Nasional. Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) mencatat sudah lima kali koleksi museum yang terkenal dengan sebutan Museum Gajah ini dicuri. Paling fenomenal adalah aksi pertama yang dilakukan penjahat kelas kakap Kusni Kasdut. Gerombolan bandit ini membawa kabur koleksi emas dan permata.

Begitu pula dengan bandit yang Rabu kemarin menjarah. Mereka mengambil empat artefak yang semuanya terbuat dari emas. Pencuri leluasa menjalankan aksinya karena secara kebetulan seluruh CCTV di museum tidak berfungsi.

Penasaran artefak apa yang dicuri? Pengelola museum membeberkan spesifikasinya;

Lempeng Naga Mendekam Berinkripsi



Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 5,6 cm, lebar 5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalutunda, Mojokerto, Jawa Timur
Nomor Inventaris Museum Nasional: 783 B
Berbentuk naga dalam posisi melingkar/mendekam. Pada kepalanya terdapat seperti mahkota. Terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian tubuh naga terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas. Mulut naga digambarkan terbuka, gigi taring dan lidahnya jelas terlihat.

Lempeng Bulan Sabit Beraksara



Bahan: Emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 8 cm, lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Tanpa nomor inventaris karena hilang. Kemungkinan bernomor 783 d.
Berbentuk seperti bulan sabit. Akan tetapi di kedua ujungnya terdapat deretan empat buah segitiga yang disebut terlihat seperti cakar. terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong menggunakan benda tajam hingga membentuk naga. Pada bagian yang lebar terdapat inskripsi yang sudah tidak jelas.

Wadah Bertutup (Cepuk)



Bahan: Emas
Akhir ke-10-pertengahan abad ke-11 Masehi
Ukuran: Diameter 6.5 cm; Tinggi 6.5 cm (dengan tutup)Tempat temuan: Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 783 a/ 3031/ A.130
Bentuknya seperti dandang bertutup tanpa pegangan berukuran sangat kecil, permukaaannya tidak rata. Bagian dasarnya sedikit cembung, badan tegak dan tinggi, bibir wadah tajam dan mengarah ke atas. Tutupnya berbentuk bundar. Terdapat pegangan tutup yang berbentuk bulatan seperti stupa dan berongga. Sebuah goresan melingkari pegangan tutup. Terbuat dari lembaran emas tipis. Dibuat dengan menggunakan teknik pukul, pembengkokan (bent gold sheet), dan patri (soldering). Pada sisi luar badan wadah bagian atas, terdapat deretan motif bundar yang sudah sangat tipis goresannya.

Lempeng Harihara



Bahan: Perak dan emas
Abad ke-10 Masehi
Ukuran: Panjang 10,5 cm; lebar 5,5 cm
Tempat temuan: Belahan, Penanggungan, Jawa Timur
Museum Nasional Indonesia, No. Inv. 6086/ A.76

Ditempa dari belakang. Lembaran terdiri dari setengah emas dan setengah perak yang melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Rambut ditata meruncing keatas diikat dengan hiasan rambut berbentuk bunga mekar. Bertangan dua, semuanya di depan perut.
Tangan kanan di atas tangan kiri. Sinar kedewaan (sirascakra) berada di belakang kepala berbentuk oval berhiaskan motif lidah api dan titik-titik. Perhiasan yang dikenakan berupa anting-anting besar bulat, gelang lengan (kelat bahu) berbentuk bunga mekar.
Kainnya pendek hanya sampai di atas lutut. Sampurnya (semacam selendang) diikatkan di sisi kanan dan kiri, dan masing-masing ujungnya melebar ke luar.
Berdasarkan ukurannya, diduga lempeng Harihara ini merupakan Isian Peripih dari Patirthan Belahan karena ditemukan di Desa Belahan.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.