Pengakuan Mengejutkan 'Orang Dalam' Deplu Rusia Tentang Erdogan-Putin


Hasmi Bakhtiar, mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh S2 Hubungan Internasional di Lille Perancis menceritakan diskusi yang dilakukannya dengan beberapa mahasiswa Rusia beberapa hari lalu di sebuah resto di Lille Perancis.

"Tadi diajakin temen makan siang, ga sengaja ketemu temen temen dari Rusia. Tentu topik obrolannya ga jauh dari ketegangan Turky-Rusia," tutur alumni Al-Azhar Cairo ini di akun twitternya, Jumat (27/11) pekan lalu.

Salah satu mahasiswa Rusia yang diskusi adalah Maria, gadis Rusia lulusan master HI dari ST Petersburg ini pinter bahasa Arab dan Perancis. Dan ternyata Maria ini bukan gadis Rusia biasa, dia pernah jadi utusan khusus deplu Rusia untuk Brussels.

"Serangan Putin akhir akhir ini terhadap Erdogan ga lebih dari frustasi yang sedang diidapnya akibat kegagalannya dalam memerintah," tutur Maria.

"Diskusinya terpaksa distop gegara udah dekat jumatan. Janji ketemu lagi senen di cafe kampus. Banyak hal menarik sebenernya dari Rusia," kata Hasmi.

Diskusi dengan Maria akhirnya dilanjut pada Selasa (1/12) di cafe kampus Lille.

Berikut penuturan Hasmi Bakhtiar yang dirangkum redaksi Piyungan Online:

1. Udah banyak yang bicara Erdogan, pro atau kontra. Tapi belum banyak yang mengulas Putin, yang beberapa hari ini juga jadi buah bibir.

2. Sebenernya selasa bisa dibilang jadwal kuliah terpadat dalam sepekan, tapi tadi mendadak ada yang nagih diskusi yang waktu gw janjiin senen :)

3. Maria, cewek Rusia yang waktu itu ga sengaja ketemu di salah satu resto nagih janji diskusi, doi dateng ke kampus dan masa gw tolak :D

4. Kaya yang gw tuit sebelumnya, doi master HI dari st.petersburg, kampus kedua terkece di Rusia setelah Moscow univ.

5. Doi juga pernah juga jadi utusan khusus deplu Rusia untuk Brussels, namun doi berenti gegara misinya ga sesuai hati nurani. Katanya mah :D

6. Walopun jadwal kuliah padat tapi yang namanya tamu gamungkin ditolak, hamdulillah bisa 'ghoib' sejam buat ngobrol :D

7. Selain emang buat bahan presentasi, gw emang butuh sumber dari orang dalam tentang Putin, minimal eks orang dalam :D

8. Kalo tentang Erdogan banyak sumber di Lille, cuma untuk Putin agak sulit. Ketika Maria berbaik hati nawarin diri yah gw terima :)

9. Banyak yang kritik Erdogan kalau doi bertangan besi, kebebasan pers di Turky hanya omong kosong. Gw ga ngeiyain atau nge enggain.

10. Gw cuma mau perbandingan gimana di negara Putin. Ternyata disana kebebasan pers lebih omong kosong, menurut doi (Maria) Putin benar2 diktator sejati.

11. Kata doi (Maria), gw sebenernya benci Erdogan dengan kisah manis islam di masa lalu (khilafah) tapi jalan yg dilalui Erdogan lebih bagus dari Putin.

12. Sebagai warga asli Rusia tentu gw marah Turky berani songong terhadap negara gw, tapi sebagai manusia berpendidikan gw ga bisa dukung Putin.

13. Menurut doi, saat ini Putin berusaha memperbesar gonggongannya kedunia internasional, menutupi kegagalannya di dalam negeri.

14. Putin berani kirim pasukan ke Suriah, sok iye di udara Turky, padahal krisis sedang mengancam Rusia.

15. Contoh kecilnya, di era Putin semua anggaran tunjangan dipangkas dan dialihkan untuk urusan luar negeri.

16. Dokter, guru, perawat dan profesi lainnya tunjangannya dipotong, termasuk dana pensiunan. Semuanya agar Putin terlihat gagah di luar negeri.

17. Lanjut Maria, beda dengan Erdogan, dia 'melawan' hegemoni barat termasuk Rusia setelah dia bangun ekonomi Turky, jadi bukan gagah gagahan.

18. Jadi gw tambah takut mimpi Erdogan untuk mengembalikan kejayaan islam itu benar twerwujud, mungkin juga mimpi lw (sambil buang pandangan).

19. Kata doi, gw pernah bekerja di deplu, tau bagaimana politik luar negeri barat, dan pemimpin semacam Erdogan itu harus dihabisi.

20. Tapi sialnya kami saat ini ga punya pemimpin yang bisa menyaingi dia (menyaingi Erdogan -ed) | gw manggut sambil mikir: sebenernya doi anti Erdogan ga sik? :)

21. Di Rusia, demo kritik presiden termasuk kejahatan luar biasa. Partai politik memang ga cuma satu, tapi ga lebih dari sekedar penggembira.

22. Dan Putin lahir dari kemunafikan seperti itu, kontras dengan Erdogan yang lahir dari harapan bangsanya. Partainya menang pemilu secara jujur.

23. Menurut doi, gw yakin Putin ga bakal berani meneruskan perang terbuka dengan Erdogan, dari sisi manapun Putin ga diuntungin.

24. Dan walopun saat ini Putin berlakukan embargo dll lebih kepada gengsi menjaga nama bedar Rusia.

25. Padahal kondisi Rusia sebenarnya tidak sebesar namanya. Pemimpin kerdil seperti Putin ga bisa dihadapkan dengan pemimpin seperti Erdogan.

26. Putin memang ga perlu repot memakai 'politique d'intégration' untuk menjaga nama besar Rusia seperti yang dilakukan Perancis.

27. Erdogan juga ga pake cara itu, namun memang dasarnya mereka membangun kekuatan dari masyarakatnya, menjadi modal ketika berbicara kpd dunia.

28. Ini yang ga dimiliki Putin.

29. Putin tidur diatas nama besar Rusia, sedangkan Erdogan bekerja membangunkan nama besar Turky yang tertidur, tentu hasilnya beda.

30. Lanjut doi, internal Rusia sendiri ga satu suara mendukung agresi militer yang dilakukan Putin di Suriah apalagi perang melawan Turky.

31. Cuma yah itu, namanya juga orang udah kalap dan gengsinya tinggi :)

32. Kata doi, gw ga khawatir dengan masa depan Rusia, gw justru khawatir dengan masa depan Turky yang semakin hebat berkah sengketa dg Rusia.

33. Itu kira kira obrolan di kampus dengan eks orang dalamnya Putin. Untuk data resmi ga bisa gw publis dimari.

34. Selain Maria masih akrab dengan kedutaan Rusia di Paris, juga gw udah kapok dikejar kejar kaya waktu itu kasus si Elsa :D

35. Gw sengaja ngasih perbandingan tadi soalnya banyak yang soktau di TL tentang keberhasilan Putin, apalagi setelah ribut dengan Erdogan.

36. Kalau ngambil data di internet takut cuma khayalan sebagian pihak, makanya data dari sumber yang pernah kerja di deplunya gw simpen.

37. Selain buat tugas kuliah juga buat yang masih ngeyel soktau tentang keberhasilan Putin. Kalo berani mari kita beradu data #gaya :D