Belajar Intelek Dari Vicky Prasetyo

Setelah tadi shubuh melihat rekaman Tony Blank berkomentar tentang Vicky Prasetyo, maka inilah hasilnya:


PEMANASAN

Introduksi biografi. Perkenalkan sebelumnya, nama ane delfac. Soal usia, tak imut lagi.. over 29 my age ya. Terlahir dari proses induksi biologi yang mana sebelumnya diharapkan menghasilkan sosok bayi feminin yang akan menambah heterogen dari hierarki keluarga kami, yang secara masif telahdimonopoli kaum Adam. Namun di luar ekspektasi, lahirlah sosok bayi dengan reproduksi laki-laki. Takdir yang tak perlu dijustifikasi.


Sejak masih duduk di kindergarten, Alhamdulillah perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik dari diri ane cukup balance. Di era belum dikenalnya playgroup melalui institusi formal, di masa ane masih kecil kami tanpa sadar telah menciptakan playgroup sendiri, bermain dan terus bermain, tidak ada pengajar dan tidak ada peraturan baku. Meskipun semisal dulu sudah ada playgroup, mungkin my parents ga ingin menyekolahkan ane di playgroup.. bukan alasan budget finansial, namun cenderung adanya sikapparanoid ane dapat tumbuh menjadi seorang playboy. Tanpa mengenyam jenjang playgroup pun ane dapat terus berprestasi dan berkarya. Sisi positif perkembangan dan pertumbuhan ane tak lepas dari sosok seorang Ibu. Sejak ane masih bayi dan minum ASI, hingga menjadi anak yang lincah yang diberi minum susu sapi berpasterurisasi. Tak hanya mendidik dalam hal edukasi akademik, namun hal-hal yang berkaitan dengan attitude juga sangat diperhatikan, seperti halnya dalam hal higienitas hingga table manner(bukan table marmer). Thanks mom for your love...


OVER HEATING


Basicly.. ane pribadi sebenarnya punya jiwa entrepreneur dan ingin meraih sukses di masa mendatang. Dan untuk mewujudkan semua ini, ane harus menciptakan sebuah konspirasi kemakmuran! Dimulai dengan membuatmasterplan atau blueprint usaha yang akan digeluti dan tentunya savingbuat modal. Dengan kesuksesan itu ane dapat mewujudkan pula hobbytravelling ane.. bisa ke America, Europe, Everything Asia and Japanese! Selain travelling, ane juga punya hobby dalam dunia kuliner, pengensomeday punya resto sendiri. Ane suka mencoba berbagai makanan, dari makanan lokal hingga mancanegara. Dari kuliner kelas resto hingga kelas rakyat jelata ala kaki lima. Dari wasabi hingga tape. Anak jaman sekarang jarang yang suka tape. Tape adalah sebuah produk fermentasi, namun tidak haram dan tidak memabukkan. Segala jenis tape ane doyan, dari tape singkong hingga tape ketan, dari tape bondowoso sampe tape madiun.. kecuali tape recorder.

Ane dulu suka bikin puisi gan, retorika kata yang saling berkorelasi dan berkonjungsi.. sekedar bentuk ekspresi diri tanpa ada wujud tendensiapalagi reboisasi. Satu karya puisi buatan ane, yang secara insidental ane persembahkan untuk agan sekalian yang mungkin suka jajan kesana kemari, judulnya "Komplikasi Hati".

Kala bulan purnama shining brightly
Ranjang kayu itu menjadi saksi bisu
Kau tertunduk lesu, ejakulasi dini
Hilangnya sebuah supremasi atas istri

Tak ingin tersiksa dalam kontroversi hati
Engkaupun mencari pelarian, lokalisasi
Ejakulasi dini tak akan mencekam hati
Hanya rasa bersalah, menghianati janji

Kamu bodoh, ini namanya kampretisasi
Bukanlah sebuah solusi dari rasa frustasi
Tak sekedar dosa besar sebagai konsekuensi
Teror raja singa dan gonorhea menghantui

PENDINGINAN


Nama lain dari pendinginan adalah radiatorisasi. Tinggal dan hidup di Indonesia yang dalam kondisi labil ekonomi dan aksi korupsi yang terus menggerogoti, bekalnya hanya terus ikhitiar dan tawakal plus sabar. Sering miris melihat berita di berbagai media, semisal berita kebuntuan dan staknasipetani kedelai yang terancam gulung tikar di negara yang dahulu dikenal sebagai negara agrikultur. Kapitalisasi yang berazas omnivora akhirnya terus mengkudeta ekonomi rakyat kecil, degradasi kesejahteraan banyak terjadi dimana-mana, sebagai contoh toko-toko kelontong tergilas pesatnya penyebaran waralaba Alfamart-Indomaret yang bak jamur dimusim hujan.Ironisnya, tiada regulasi yang jelas dari pemerintah atas gerakan kapitalisme yang banyak mendzolimi rakyat Indonesia. Penguasa hidup denganhedonisme, rakyat kecil makan nasi aking. Anti klimaks!

Setali tiga uang dengan kondisi labil ekonomi yang ada, sepakbola Indonesia tak jauh beda. Backup naturalisasi belum cukup signifikan mendongkrak prestasi timnas di kancah internasinal. Tentu saja hal ini tak lepas dari gonjang-ganjing birokrasi dan politisasi PSSI. Harus ada revolusi untuk perubahan lebih baik.