Enam Kesalahan Jins Favorit Lekas Usang
Siapa yang tak menyukai celana jins? Busana satu ini telah berevolusi sejak ditemukan tahun 1873 oleh Jacob Davis dan Levi Strauss. Bila dulu dikenakan oleh para koboi lalu dipakai oleh pekerja tambang di Amerika, kini jaman telah berubah. Jins karya desainer bisa dipakai untuk melenggang ke pesta cocktail yang kasual dengan paduan blus beraksen bling, atau dipadukan bersama atasan leher halter untuk ke klub.
Sebagian dari Anda mungkin selalu mengenakan jins sehari-hari, bahkan ke kantor pun kini banyak jins yang dirancang agar garis desainnya bisa memberi kesan professional saat dipadukan dengan kemeja atau blazer. Mungkin dua atau tiga saja tak cukup, beberapa orang mengoleksi jins hingga belasan bahkan puluhan. Namun, akuilah yang menjadi favorit hanya beberapa saja, dan yang sering dipakai adalah model itu-itu lagi. Nah, agar masa pakainya lebih awet, jins perlu perawatan khusus agar bahannya bisa bertahan lama, kualitas jahitannya pun terjaga. Berikut adalah 6 kesalahan yang sering dilakukan dan membuat jins favorit lekas usang:
1. Dicuci dengan air panas
Pemahaman bahwa air panas bisa merawat kain jins Anda adalah mitos. Sesungguhnya, air panas bisa menyebabkan serat kain jins rapuh, dan membuat jahitannya melunak dan mudah terlepas. Selain itu air yang sangat panas bisa menyebabkan kain jins Anda menyusut dan sedikit keriput. Akibat fatalnya adalah panjang pipa celana kanan dan kiri tidak sama, sehingga tidak nyaman lagi dipakai.
2. Digantung jangan dilipat
Untuk jins yang jarang dipakai, hindari menyimpannya dengan cara dilipat. Sebaiknya digantung saja, karena bekas lipatan pada jins akan menimbulkan garis kuning bila telalu lama disimpan di lemari. Digantung pun jangan menggunakan gantungan yang berjepit karena akan merusak benang. Cukup disampirkan ke gantungan baju.
3. Mesin cuci yang berlebihan
Mencuci dengan mesin cuci memang sudah menjadi pemahaman umum dapat merusak kain. Namun, karena kain jins lagi-lagi berjenis tebal, membuat banyak orang cuek mencucinya di mesin. Padahal, mesin cuci adalah musuh bagi jins, terutama jenis kain yang lembut, jins yang stretch, dan jins yang dicelup (dip dye). Selain kain menjadi rapuh, benang akan berubah menjadi longgar dan lama-lama terburai.
4. Menambah dosis deterjen untuk menghilangkan noda
Mungkin karena kain jins yang keras, ada asumsi bahwa kain ini kuat dengan aneka deterjen apapun. Anggapan ini salah. Apalagi bila jins karya desainer, kainnya justru membutuhkan deterjen yang lembut. Banyak sekali sabun cuci pakaian yang mengandung pemutih. Jenis ini biasanya justru dapat membaut warna kain jins cepat memudar, dan jahitan di pinggirnya terburai karena deterjen jenis ini bersifat mengikis serat benang.Banyak orang mengira untuk menghilangkan noda seperti kuah makanan, tanah, dan minyak, merendam jins dengan deterjen yang didobel dosisnya adalah salah satu trik mencuci yang tepat. Anggapan ini sama sekali tidak benar. Selalu gunakan deterjen cair untuk menghilangkan noda, atau sabun cuci yang lembut. Bila terdapat noda, di pipa celana, jangan disikat dengan sikat cuci. Gunakan spons pencuci piring untuk membersihkan nodanya. Bila aktivitas Anda sehari-hari akan membuat jins favorit lekas kotor lakukan saja trik ini: Usai dicuci dan dibilas, masukkan celana jins ke dalam seember air yang sudah ditetesi 4-6 sendok cuka. Diamkan 5-10 menit agar meresap. Cara ini bisa membuat kotoran lebih susah menempel di serat kain jins.
5. Aturan mesin pengering, setrika dan “dry clean”
Mesin pengering memang memudahkan pekerjaan mencuci kita. Tapi usahakan untuk tidak selalu menggunakannya tiap kali mencuci karena ini bisa merusak serat kain. Keringkan saja secara alami tapi hindari menjemurnya di bawah sinar matahari langsung, agar warna kainnya tidak pudar. Bila kusut, setrika di bagian yang penting saja jangan seluruhnya. Panas setrika bisa membuat kain rapuh.