Cara Orang Swedia Manfaatkan Sampah

Tidak heran apabila Swedia dijuluki negara hijau. Pasalnya, mereka tidak membuang sampah di sembarang tempat, bahkan memanfaatkan sampah sebagai salah satu sumber daya energi.

Hal itu sudah tercermin di hampir sebagian besar kota di Swedia. Demikian diungkapkan Duta Besar Swedia untuk Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Annika Markovic Duta Besar Swedia untuk Indonesia di Kebayoran Baru.

"Warga Swedia memiliki slogan jangan menyia-nyiakan sampah. Kami melihat sampah sebagai salah satu sumber daya. Bahkan ada beberapa wilayah yang malah kekurangan sampah dan terpaksa mengimpornya dari negara tetangga kami," ujar Markovic.


Sampah di Swedia, imbuh Markovic, dijadikan sebagai bahan untuk memproduksi biogas. Dengan biogas tersebut, warga Swedia dapat menghasilkan energi listrik dan menggerakkan transportasi publik.

"Contohnya, semua transportasi publik di kota Stockholm digerakkan menggunakan bahan bakar biogas atau biofuel. Cara ini turut diterapkan di sebagian besar wilayah di Swedia," kata dia.

Menurut Markovic, pemberian denda bagi oknum yang membuang sampah di sembarang tempat tidak terlalu efektif. Pasalnya yang perlu diubah yakni pola pikir masyarakat.

"Saya kira di Swedia pemberian denda tidak terlalu berpengaruh. Kami sudah menanamkan pendidikan sejak kecil bagaimana agar menciptakan Swedia yang bersih. Sosialisasi itu sudah diberikan sejak di bangku sekolah. Sehingga ketika mereka sampai di rumah, informasi itu diteruskan kepada warga di sekitarnya," tutur dia.

Pemerintah Indonesia pun, ujar Markovic, juga sudah mulai merintis upaya serupa. Dia melihat bahwa terdapat sekelompok warga yang sudah mulai memilah sampah untuk bisa didaur ulang.

Bahkan kedua Pemerintah sudah membuat sebuah proyek percontohan dengan membangun pembangkit biogas dekat dengan pasar sayuran. Sampah dari sayuran inilah, kata Markovic, yang dijadikan sebagai sumber pembangkit tenaga biogas tersebut.

"Hasil energi biogas ini digunakan untuk mengaliri listrik bagi pasar tadi," kata dia.

Markovic lantas memberi saran agar Pemerintah Indonesia turut mengajak anak-anak dalam menyosialisasikan menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan. Anak-anak, ungkap Markovic, merupakan generasi masa depan yang akan menyosialisasikan gerakan untuk memanfaatkan sampah menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Jadi Anda harus mulai bekerja sama dengan anak-anak dari sekarang. Mereka yang akan mengingatkan Anda untuk tidak membuang sampah di masa depan. Sosialisasi ini perlu ditanamkan sejak sekarang, karena untuk mengubah mental seseorang tidak mungkin dilakukan dalam jangka waktu satu malam," kata dia.