Sebuah danau cantik membentang indah di kaki Gunung Apuseni, Alba County, Romania. Namun dibalik keindahannya, terdapat kisah pilu.
Sebelumnya, Geamana, dikenal sebagai sebuah desa yang terletak di perbukitan. Geamana dikenal sebagai wilayah yang sangat subur dan kaya akan mineral. Karenanya, pada tahun 1977, pemimpin Romania kala itu, Nicolae Ceauescu, memutuskan untuk membuka Roia Poieni, tambang tembaga terbesar di Eropa.
Namun, Gemana tidak memiliki daya dukung lingkungan yang memadai untuk tambang mineral raksasa. Akibatnya, penampungan air tambang meluber dan mengontaminasi perairan di desa dengan zat beracun yang berasal dari olahan tembaga. Lama-kelamaan, air pelimbahan tambang semakin meninggi yang memaksa warga untuk hijrah dari tempat tinggal mereka.
Dilansir Amusing Planet, sebanyak 400 keluarga harus dievakuasi dari Geamana, karena air danau bercampur dengan limbah berbahaya, termasuk sianida. Guna membendung dan menampung air limbah beracun yang terus meluber, pemerintah Romania memutuskan membuat danau buatan. Danau, yang kini dikenal dengan nama Geamana.
Ada yang menarik dari Geamana. Kendati pun menampung limbah beracun, Geamana ternyata masih punya penghuni. Pada tahun 2011, seorang fotografer asal Hungaria, Tamas Dezso, mengabadikan kisah Geamana melalui kameranya. Dia bertemu dua orang penghuni terakhir desa Geamana, pasangan suami-istri Ana dan Victor Praa.
Kini, keduanya tinggal di atas bukit yang berjarak 20 meter dari permukaan danau.
“Selama bertahun-tahun kami tinggal di sini, permukaan danau terus meninggi. Kami harus terus memindahkan rumah agar terhindar dari banjir,” ujar Victor, dilansir New York Times.
Victor mengisahkan, mereka sempat ditawari biaya pengganti agar pindah dari Geamana. Tapi, pasangan suami-istri tersebut berpendapat jumlah yang ditawarkan terlalu rendah sehingga mereka bertahan. Victor sendiri telah bekerja selama 15 tahun di Roia Poieni, sebelum akhirnya ditutup.
Kini, yang tersisa dari Geamana hanyalah ujung atap gereja yang sebelumnya berdiri gagah di puncak bukit, sebagai penanda sebuah desa yang tenggelam di bawah limbah beracun.