Warga Ghouta masih harus menghadapi kenyataan pahit tiadanya bahan makanan yang layak untuk mereka santap. Setelah keluarnya fatwa tentang bolehnya menyantap kucing karena keadaan darurat, kini mereka mau tidak mau harus menjadikan singa sebagai santapan pengganjal perut.
Fakta ini terungkap setelah mujahidin mengunggah sebuah foto yang menunjukkan tiga orang pria sedang menguliti seekor singa di kota Ghouta. Menurut kelompok aktivis mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
“Singa tua itu berasal dari kebun binatang Douma di pinggiran Damaskus” kata sumber aktivis dikutip dari Zaman Al Wasl.
Beberapa bulan lalu, setelah blokade yang dilakukan oleh tentara rezim suriah yang menyebabkan kurangnya bahan-bahan kebutuhan hidup terutama makanan, ulama di Suriah mengeluarkan fatwa bolehnya menyantap daging kucing dan daging keledai untuk bertahan hidup.
Blokade menjadi taktik perang yang sangat efektif bagi Basyar Asad untuk membunuh kaum Muslim pelan-pelan. Ghouta, kota yang akan menjadi benteng umat Muslim di akhir zaman, menjadi sala satu kota di pinggiran Damaskus yang mengalami blokade ini.
Menurut kesaksian tenaga medis lokal dan internasional, tentara Asad memang berusaha untuk membuat rakyat yang menentangnya kelaparan. Cara ini cukup berpengaruh bagi warga sipil dan juga para pejuang Islam. Bahkan jumlah korban yang berjatuhan tidak sedikit akibat blokade yang dilakukan oleh Asad.
Kini, mujahidin kabarnya tengah berupaya untuk membersihkan pinggiran kota Damaskus dari blokade Asad. Dimulai pada Jumat (22/11) kemarin, demi keberlangsungan hidup saudara seaqidahnya, mujahidin berusaha sekuat tenaga membebaskan kota Ghouta dan sekitarnya.