Ini Cara Agar Anak Lebih Memahami Kata

Jika Anda memiliki anak yang sedang belajar bicara, akan sangat baik jika menambah kosakatanya dengan cara mengajaknya mengobrol. Tetapi jangan hanya sekadar mengobrol, yang penting untuk diingat adalah memperkaya petunjuk non-verbal yang membantu anak mencari apa arti kata-kata tersebut.

Menurut sebuah penelitian, siapapun dapat melakukan hal ini, tak terbatas dari pendidikan ataupun kosakata yang dimiliki. Menurut Lila Gleitman asisten penulis penelitian tersebut, dengan mengggunakan pendekatan ini untuk mengajarkan bahasa pada bayi, dan jika Anda mengusahakannya sejak dini Anda akan melihat bagaimana anak dapat belajar arti dari setiap kata yang Anda gunakan.

http://images.detik.com/content/2013/07/02/1301/090254_ibudananaktsbsr.jpg

Masalahnya adalah bagaimana cara manusia belajar mengenai bahasa, terutama pada bayi ketika kata dan aturan kalimat masih belum dimengerti. Berdasarkan penjelasan Lila, pada awalnya orang tua perlu menyesuaikan dunianya dengan anak, kemudian menjelaskan bagaimana menghubungkan objek seperti kucing atau sendok.

Ditambahkan juga oleh ahli lainnya, masalah menunjuk sesuatu dan menyebutkan bahwa itu adalah pisang atau anjing atau sofa perlu ditambah dengan pengertiannya. "Seperti ketika Anda menunjuk ke langit mengatakan itu adalah pesawat, anak mungkin tidak tahu apa itu pesawat atau awan di sebelahnya atau burung yang juga terbang di sana," kata Skott Freedman, asisten profesor yang memelajari kosakata di Ithaca College di New York.

Pada penelitian terbaru ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana kemampuan orang tua untuk memberikan konteks yang dapat mempengaruhi kosakata anak dalam jangka panjang. Untuk itu, dalam penelitian ini para peneliti menciptakan percobaan yang bertujuan untuk membantu mereka mengetahui orang tua mana yang memberikan konteks lebih pada kata-kata ketika mereka berbicara dengan anaknya.

Dalam penelitiannya, para ahli melibatkan 218 mahasiswa untuk melihat video tanpa suara dari 50 orang tua yang berbicara dengan anak mereka, dan meminta para siswa mencari tahu kata-kata apa yang digunakan orang tua tersebut. Teorinya adalah mahasiswa akan lebih bisa mendeteksi kata dari video sunyi ini jika orang tua memberikan konteks yang lebih pada kata nonverbal seperti menunjuk benda-benda yang mereka bicarakan kepada anak.

Para peneliti kemudian menunggu 3 tahun dan menganalisis kosakata bayi yang awalnya berusia 14 - 18 bulan. Hasilnya adalah anak memiliki kosakata yang lebih jika kosakata yang orang tua mereka gunakan lebih dipahami oleh mahasiswa. Kecenderungan ini tidak terpengaruh pada pendidikan dan pendapatan orang tua.

"Pesannya adalah bukan berapa banyak Anda berbicara dengan anak-anak Anda, melainkan bagaimana Anda berbicara dengan anak Anda," ujar Skott.

Lila pun menambahkan bahwa ketika Anda berbicara dengan anak sebaiknya jelaskan juga tentang objek dan hal-hal yang menarik perhatian mereka. Pendekatan ini sederhana dan dapat membuat dunia anak menjadi berbeda.

Penelitian ini telah dimunculkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.