Pekerjaan-pekerjaan Ayah yang Berisiko Membuat Anak Lahir Cacat

Pekerjaan-pekerjaan Ayah yang Berisiko Membuat Anak Lahir Cacat - Setiap pekerjaan pasti memiliki risikonya masing-masing, baik bagi diri sendiri atau bagi keluarga. Sebuah penelitian menemukan bahwa beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan seorang ayah dapat meningkatkan risiko cacat lahir pada keturunannya. Untungnya, cacat pada bayi lahir masih merupakan kejadian yang langka.



Hasil penelitian menemukan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan peningkatan risiko bayi cacat lahir adalah:
1. Matematikawan (di laboratorium)
2. Fisikawan (di laboratorium)
3. Seniman (terpapar bahan-bahan atau alat-alat)
4. Profesi di bidang penyajian makanan
5. Supir (terpapar polusi udara)
6. Penata rambut (terpapar bahan cat)
7. Pekerjaan di industri kimia (terpapar bahan kimia)
8. Fotografer konvensional (terpapar saat cetak foto)
9. Tukang kebun dan tukang gali

Seniman lebih cenderung memiliki anak yang lahir dengan cacat pada mulut, mata, telinga, usus, anggota badan dan jantung.

Fotografer dan pencetak foto konvensional lebih mungkin memiliki bayi yang menderita katarak, glaukoma, atau jaringan matanya kurang lengkap.

Supir lebih cenderung memiliki bayi yang lahir dengan jaringan mata yang kurang lengkap dan glaukoma.

Tukang kebun, pembuat taman atau tukang gali tanah lebih mungkin memiliki bayi lahir dengan kelainan usus.

Di sisi lain, pekerjaan yang tidak berkaitan dengan peningkatan risiko cacat lahir pada anak adalah:
1. Arsitek
2. Profesional kesehatan
3. Pemadam kebakaran
4. Nelayan
5. Pekerja perakitan mobil
6. Entertainer
7. Tentara
8. Penyelam.

"Meskipun terdengar mengkhawatirkan, sebagian besar penyakit dan cacat yang dialami bayi lahir masih sangat langka. Misalnya, glaukoma hanya menyerang 1 dari 10.000 bayi lahir. Kami tidak menyarankan para ayah ini untuk ganti profesi, namun mengambil tindakan pencegahan di tempat kerja," kata peneliti, Tania Desrosiers seperti dilansir CBS News, Kamis (19/7/2012).

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Occupational and Environmental Medicine ini mendukung penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa faktor ayah juga bisa berkontribusi terhadap kerusakan janin.

Sayangnya, para peneliti tidak dapat menentukan bahan kimia atau bahan berbahaya apa saja yang berisiko menyebabkan bayi lahir cacat.

Untuk penelitian ini, para peneliti dari dari Center for Birth Defects Research and Prevention di University of North Carolina mengumpulkan riwayat pekerjaan dari hampir 5.000 orang ayah dengan anak yang dilahirkan pada tahun 1997 - 2004.

Hasilnya, ditemukan bahwa sebanyak hampir 1.000 orang anak lahir dengan 1 cacat lahir atau lebih. Cacat pada bayi lahir mati, keguguran dan bayi lahir hidup ikut dihitung dalam penelitian.

Peneliti membagi pekerjaan ayah dalam 63 kelompok berdasarkan bahan kimia atau paparan yang berpotensi bahaya bagi kesehatan.

Setelah dianalisis, peneliti menemukan bahwa sebanyak 30% dari semua jenis pekerjaan tidak terkait dengan peningkatan risiko bayi cacat lahir. Namun beberapa pekerjaan tertentu ternyata berkaitan dengan peningkatan risiko bayi cacat lahir.