Alasan Mengapa Wanita di Jepang Rata-Rata Kaya

Tidak hanya memiliki angka rata-rata harapan hidup lebih tinggi dari pada rekan-rekan prianya, kini wanita muda Jepang juga terbukti mampu menghasilkan uang lebih banyak dari Kaum Adam.



Penghasilan untuk wanita lajang di bawah usia 30 tahun di Jepang rata-rata mencapai 218.156 yen atau 2.680 dollar AS per bulan pada 009, untuk pertama kali berada di atas penghasilan rata-rata kaum pria lajang seusianya yang sebesar 215.515 yen atau 2.640 dolar AS per bulan, menurut satu survei yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagaimana dikutip Antara dan Reuters

Perubahan itu lantaran terjadinya lonjakan pendapatan perempuan sebesar 11,4 persen dari survei sebelumnya lima tahun lalu dibandingkan dengan penurunan pendapatan pria sebesar 7 persen, yang dipicu oleh terpuruknya perekonomian global dan fakta bahwa pendapatan pria memiliki lebih banyak peluang untuk turun. “Pada dasarnya, secara umum gaji kaum pria jauh lebih tinggi, dan mereka mengalami pukulan lebih besar ketika ekonomi memburuk,” kata Hideo Kumano, kepala ekonom di Institut Penelitian Kehidupan Dai-ichi.

“Selain itu, pria lebih banyak bekerja di bidang manufaktur daripada perempuan, dan setelah kasus kegagalan Lehman, sektor ini benar-benar menurun,” imbuhnya.

Perekonomian Jepang selalu tergantung pada ekspor dan berpusat di sekitar pabrik, yang paling terpukul di penghujung 2008 akibat kasus Lehman Bross dan terpuruknya pasar saham global. Pada awal 2009, pasar saham Jepang jatuh ke level terendah dalam 26 tahun penutupan.

Sebaliknya, perempuan lebih banyak terlibat dalam pekerjaan di bidang obat dan perawatan, yang melonjak seiring dengan peningkatan penduduk usia lanjut Jepang.

Selain itu, kata Kumano, perempuan muda akhirnya mungkin mulai memetik hasil dari jalan yang dirintis oleh generasi pendahulunya dalam pekerjaan kerah putih seperti di bidang-bidang keuangan. “Wanita sekarang lebih mungkin memiliki pekerjaan yang berbasis karir seperti ini karena mereka yang berusia 40-an atau lebih tua kini mengisi posisi-posisi di bidang manajerial,” tambah dia.

Tapi Kumano memperingatkan angka itu bisa jadi hanya suatu fluktuasi sesaat dan masih terlalu dini untuk melihat apakah perubahan itu akan bertahan lama.

Menurut penilaian Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pemberdayaan Gender pada 2009, Jepang menduduki peringkat ke-57 dari 109 negara dalam hal partisipasi politik dan ekonomi bagi perempuan. Hanya 4,1 persen manajer departemen di perusahaan swasta pada tahun 2008 dijabat oleh perempuan, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kantor Kabinet bidang Persamaan Gender Jepang.