Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia


1. Studi Banding ke Luar Negeri

Studi banding ke luar negeri sering dilakukan anggota dewan. Tujuannya untuk mendapatkan informasi tambahan soal rancangan undang-undang yang mereka kerjakan. Banyak kalangan menilai studi banding ini hanya alasan para anggota dewan untuk berpelesir ke luar negeri. Namun walau sering menuai kritik, tetap saja setiap tahun anggota DPR melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Selain itu, anggaran untuk kunjungan kerja DPR saja mencapai Rp 251 miliar.

2. Ngotot Membangun Gedung Baru
Para anggota dewan sempat ngotot membangun gedung baru menjulang tinggi. Mereka beralasan gedung DPR lama sudah sangat sempit dan tidak kondusif untuk bekerja. Rencana pembangunan gedung baru DPR ini menuai kecaman masyarakat karena biaya yang dianggarkan lebih dari Rp 1 triliun. Gedung ini juga rencananya dilengkapi dengan fasilitas mewah seperti kolam renang dan ruang sauna. Akibat gelombang protes masyarakat, akhirnya DPR membatalkan pembangunan gedung baru tersebut.

3. Sarang Korupsi
Mantan Ketua KPK Bibit Samad Riyanto pernah mengungkapkan hingga September 2011, KPK sudah memenjarakan 43 anggota DPR karena terlibat korupsi. Awal tahun ini KPK menangkap 19 mantan anggota DPR karena terlibat suap pemilihan DGS BI tahun 2004 lalu. KPK juga berhasil membongkar sepak terjang anggota DPR asal Partai Demokrat M Nazaruddin dalam kasus suap wisma atlet. Nazaruddin bernyanyi para koleganya di DPR ikut kecipratan uang korupsi itu. KPK masih mengembangkan kasus suap ini. Sejumlah pengamat hukum dan pegiat antikorupsi menilai calo anggaran masih berkeliaran di DPR.

4. Rajin Bolos
Perilaku anggota DPR yang rajin bolos kerap jadi sorotan. Ketua DPR Marzuki Alie pernah mengeluhkan ada anggota dewan yang sampai 100 persen bolos rapat paripurna. Berbagai langkah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggotanya yang kerap bolos sidang. Mulai absensi fingerprint hingga mengumumkan anggota yang rajin membolos. Namun langkah itu belum juga menunjukkan kenaikan kinerja DPR.

5. Gaya Hidup Hedon
Gaya hidup hedon pejabat pemerintah dan anggota dewan pernah dikritik Ketua KPK Busyro Muqoddas. Gaya hidup mereka dinilai tidak memberikan teladan bagi masyarakat. Sejumlah anggota DPR disorot karena menggunakan mobil mewah sekelas Bentley dan Alphard. Gaya hidup hedon ini dinilai memotivasi anggota DPR melakukan korupsi. Padahal rata-rata anggota DPR sudah bergaji sekitar Rp 50 juta per bulan.