Jadi Bahan Olokan, Warga Fucking Ingin Ubah Nama Desa

Desa Fucking, di Austria, selalu menjadi sasaran olok-olok wisatawan (sumber: AFP)


Warga sebuah desa Fucking di Austria akan melakukan pemungutan suara untuk mengubah nama kota mereka yang sering menjadi sasaran olok-olok warga lain.

Ke-104 warga desa Fucking akan memberikan suara mereka akhir pekan ini untuk menentukan apakah nama desa yang bermakna umpatan dalam bahasa Inggris itu diganti dengan nama lain atau tidak.

"Warga sekarang ingin berdiskusi untuk mengubah cara penulisan nama kota ini," kata Franz Meindl, pemimpin desa itu dalam sebuah wawancara di televisi.

"Tetapi semua warga Fucking (Fuckingers) terlebih dahulu harus menyepakati apakah ingin mengubahnya atau tidak," imbuh Meindhl.

Selama berabad-abad desa kecil di utara Austria itu hidup bahagia. Tetapi ketika pasukan Amerika yang bermarkas di wilayah itu di akhir Perang Dunia II akhirnya menemukan desa itu, ketentraman mereka terusik karena mulai menjadi bahan olok-olokan.

Misalnya 13 buah tanda jalan bertuliskan nama kota itu telah dicuri oleh orang-orang iseng dan gambar perempuan setengah telanjang yang dipajang di samping nama desa itu menjadi pemandangan yang lumrah di sana.

Kartu pos dan kartu Natal yang menggunakan nama kota juga sangat laris dan turut andil untuk membuat desa itu kian termasyur.

Adapun warga lokal berusaha untuk mengurangi rasa malu mereka mengusulkan untuk kembali menggunakan ejaan lama, yang digunakan di abad 16, untuk menulis nama kota mereka, yakni dengan mengganti nama "Fucking" menjadi "Fugging".

Sementara menurut para ilmuwan, nama desa itu sendiri berasal dari Focko, nama seorang bangsawan dari abad ke-6, dan cara penulisan yang digunakan sekarang merupakan adaptasi yang mulai digunakan pada abad 18.