Asyiik, 20 April, Railbus Solo-Wonogiri Beroperasi

Railbus

Setelah tertunda sekitar satu tahun, pengoperasian Railbus Batara Kresna akhirnya menemui titik terang. Railbus mulai beroperasi pada Jumat (20/4/2012) dengan rute Solo-Wonogiri. Pemerintah pusat secara resmi telah menyepakati pengoperasian kereta modern itu.

”Betul. Keputusannya memang demikian. Tanggal 20 April, railbus dioperasikan,” tegas Kepala Dinas perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad, ketika dimintai konfirmasi Solopos.com terkait pengoperasian Railbus Batara Kresna, Jumat (6/4/2012).

Meski demikian, pemerintah masih merahasiakan besaran tarif untuk penumpang railbus tersebut. Sebab, lanjut dia, hal itu terkait dengan kebijakan yang melibatkan dua kementerian, yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

”Besaran tarif akan diumumkan pada Senin (9/4) nanti. Angkanya sebenarnya sudah ditemukan, namun masih dirahasiakan,” jelasnya.

Kepastian pengoperasian railbus, jelas Yosca, akan menjadi kabar yang dinanti-nanti warga Soloraya. Kepastian tersebut juga akan menjawab keraguan dan pesimistis masyarakat Soloraya akan keseriusan pemerintah dalam menyediakan transportasi massal yang layak.

”Saya sendiri bersama Pak Jokowi terus-terusan mendesak pemerintah agar segera merealisasikan railbus. Dan dalam berbagai presentasi, Pak Jokowi juga akan menerapkan railbus di Jakarta,” paparnya.

Menanggapi kabar pengoperasian railbus, Pejabat Humas PT KAI Daops VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengaku bisa bernafas lega. Sebab, selama ini persoalan railbus yang begitu kompleks telah menguras energi dan waktu serta menimbulkan kejengahan warga Solo.

”Persoalannya selama ini sangat kompleks. Bukan hanya persoalan tarif, namun juga kesiapan infrastruktur, tenaga, pengaturan waktu, hingga maintenance. Kalau pemerintah sudah siap mengoperasikan, saya lega,” paparnya.

Pakar transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranoto Semarang, Djoko Setijowarno, menegaskan pemerintah harus serius menyikapi transportasi massal. Pemerintah, tegasnya, harus berani memberikan subsidi lebih besar kepada angkutan massal jika menginginkan sebuah perubahan.

”Angkot, bus umum, railbus harus diberi subsidi lebih agar tarif terjangkau masyarakat. Transportasi massal seperti itu harus lebih diperhatikan, bukan hanya kendaraan pribadi,” tegasnya.

Railbus kali pertama diperkenalkan kepada publik saat HUT Kota Solo, tahun lalu. Pengoperasian railbus sempat menemui berbagai kendala di antaranya tarik-ulur tarif serta kesiapan infrastruktur jalur Solo-Wonogiri. Tarif railbus tarik ulur karena PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperkirakan tarif railbus berkisar Rp30.000/penumpang. Sedangkan Pemkot Solo berharap tarif railbus tetap murah dan tak terlalu mahal karena menggantikan KA feeder. Pemkot berharap tarif railbus berkisar Rp3.000-Rp5.000.

Sedangkan dari sisi infrastruktur, jembatan-jembatan di jalur Solo-Wonogiri dinilai belum siap dilintasi railbus. Namun, PT KAI sudah melakukan perbaikan jembatan di sepanjang jalur itu.