GORENGAN dipandang makanan miskin gizi. Namun siapa sangka bila makanan kesukaan banyak orang Indonesia ini masuk jajaran makanan terbaik versi situs CNNGo.
Secara harfiah, gorengan kerap dijadikan makanan ringan di sela makan besar. Kudapan ini dipenuhi banyak ragam sebagai bahan bakunya, seperti ubi jalar, singkong, pisang, tempe, tahu, oncom yang divariasikan dan diisi dengan sayuran seperti tauge, wortel, dan sebagainya. Untuk teman makan kudapan, banyak orang menghadirkan cabai rawit mentah yang masih terkandung gizi di dalamnya.
Namun entah mengapa gorengan hanya menempati urutan terbawah kedua makanan terbaik di Indonesia versi situs CNNGo. Mungkin saja, karena minyak yang digunakan jarang diganti oleh penjualnya. Selain itu, proses penirisan minyak yang kurang kering, membuat tenggorokan terasa gatal dan memicu batuk setelah memakannya.
Secret Of Gorengan
Dalam realitasnya di Indonesia perubahan pola konsumsi makanan salah satunya adalah konsumsi makanan cepat saji, yang biasanya disebut jajanan di masyarakat .Diperkirakan jajanan akan terus meningkat mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat (Mudjajanto, 2005).
Jajanan Favorit yang berbahaya dari 22 jenis jajanan yang ditanyakan dalam Susenas, salah satunya adalah gorengan. Data Susenas modul konsumsi 2002 menyebutkan gorengan dipilih oleh hampir separuh rumah tangga di Indonesia (49%). Jajanan lain yang disukai di Indonesia adalah mie (bakso/rebus/goreng) (45%) serta makanan ringan anak (39%). Dilihat dari daerah tempat tinggal, mie dan gorengan adalah jajanan favorit di daerah perkotaan. Lebih dari separuh rumah tangga di perkotaan membeli mie (58%) dan gorengan (54%). (Suleeman&Sulastri, 2006)
Di Indonesia gorengan adalah makanan ringan yang populer. Penjual gorengan dapat ditemukan di tepi jalan atau berkeliling dengan pikulan atau gerobak. Bahan-bahan yang dilapis adonan tepung dan digoreng antara lain; pisang goreng, tempe, tahu, oncom, ubi, singkong, cireng, yaitu tepung singkong digoreng, sukun, dan bakwan yaitu adonan tepung yang dicampur cacahan kubis dan wortel. Salah satu jenis gorengan yang populer adalah Tahu Sumedang. Perkedel jagung dan perkedel kentang juga masuk dalam kategori gorengan. Gorengan biasanya dimakan dengan cabe rawit.
Gorengan pada umumnya memiliki kandungan kalori yang tinggi, kandungan lemak/minyak serta oksidanya tinggi. Bila dikonsumsi secara regular dapat menyebabkan kegemukan, hyperlipitdema dan sakit jantung korener. Dalam prosese menggoreng sering terjadi banyak zat karsiogenik, yang mana telah dibuktikan kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan gorengan jauh lebih tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan gorengan.
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir jalan juga 9.806.500menggunakan minyak goreng bekas bahkan banyak juga yang menggunakan minyak goreng yang sudah dioplos dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng oplosan (jelantah) ini yang diduga membahayakan kesehatan.
Menurut American Heart Association, makanan yang dimasak menggunakan minyak dapat mengandung trigliserida. Makanan yang digoreng seperti pisang goreng, kentang goreng dan es krim goreng termasuk kategori ini. Di samping meningkatkan kadar trigliserida,. Bahkan jika makanan tersebut digoreng dalam minyak jantung sehat nabati (heart healthy plant-based oil), masih mengandung trigliserida, yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam tubuh (U.S. Department of Agriculture dalam Welch, 2009).