Inilah Ancaman FIFA untuk Indonesia

Badan sepak bola tertinggi dunia (FIFA) akhirnya mengeluarkan enam ancaman pada persepakbolaan Indonesia lewat surat yang ditandatangani langsung oleh Sekjen FIFA Jarome Valcke dan Sekjen AFC Alex Soosay. Surat yang dikirim via faksimili berkode SG/tre/nst itu ditujukan langsung pada Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin.



Tajuk utama dari surat FIFA tersebut adalah kata final bahwa Indonesia Super League (ISL) adalah liga yang tidak diakui FIFA. Dalam salah satu bagian surat, FIFA bahkan secara tegas menyebut kata breakaway (ilegal) untuk menyebut ISL.

“Surat ini berdasarkan pertemuan yang dgelar di Tokyo, 15 Desember 2011, antara PSSI dengan delegasi FIFA/AFC yang dipimpin oleh Presiden AFC, Mr Zang Jilong,” terang FIFA dalam suratnya tersebut.

Dalam ancamannya, FIFA merujuk pada aturan yang menyebut setiap kompetisi harus berada di bawah naungan federasi sepak bola setiap negara. Itu berarti tidak ada tempat bagi PT Liga Indonesia untuk memutar kompetisi tanpa mandat PSSI.

“Dari hasil diskusi di Tokyo diperoleh kesimpulan bahwa ISL bukan sub ordinat atau tidak diselenggarakan oleh PSSI,” tulis FIFA. Karena itu, PSSI diperkenankan FIFA untuk mengambil tindakan guna menertibkan ISL.

Badan olahraga yang dikomandoi Sepp Blatter itu juga memberi saran agar PSSI menetapkan batas waktu pada seluruh perangkat ISL agar segara melebur dalam kompetisi PSSI. “Sebagai contoh bisa diberi batas waktu pada ISL selama satu minggu untuk kembali ke PSSI. Bila tidak diindahkan, maka sangsi bisa dijatuhkan,” tegas FIFA.

Pemain ISL
Dengan nada lebih tegas, FIFA menetapkan status 'haram' pada seluruh perangkat pertandingan yang memimpin ISL. Bila wasit, ofisial, dan perangkat pertandingan lain tidak mengindahkan PSSI, maka mereka dianggap telah menyalahi aturan FIFA. “Tidak boleh ada ofisial resmi PSSI di ISL,” tandas surat FIFA.

Surat FIFA juga menyentuh nasib para pemain sepak bola. Setiap pemain ISL akan dikenakan pembekuan status transfer. Itu artinya para pemain tidak bisa berlaga di setiap liga ataupun kompetisi negara lain yang merupakan anggota FIFA. Walhasil, pemain seperti Safee Sali dari Malaysia terancam tdak bisa melanjutkan kariernya di luar ISL.

“Kami juga meminta pada PSSI untuk segera memberikan daftar klub ISL (beserta para pemainnya),” tulisnya.

Sebagai kelanjutan dari larangan transfer, pemain ISL secara otomatis tidak diperkenankan memperkuat tim nasional Indonesia. Praktis hampir seluruh punggawa timnas U-23 Indonesia seperti Titus Bonai, Patrich Wanggai, dan Egi Melgiansyah, kini terancam tidak bisa bermain memperkuat timnas Garuda di kompetisi internasional.

Diakhir suratnya, FIFA memberi ultimatum agar segala polemik dalam persepakbolaan nasional Indonesia segera diselesaikan paling lambat 20 Maret 2012. Jika pada jangka waktu yang ditetapkan Indonesia belum mampu menyelesaikan polemik, maka FIFA dengan tegas akan memberikan sangsi pada seluruh elemen sepak bola Indonesia.