7 Keunikan di Balik Royal Wedding Keraton Yogyakarta
Mendengar kata Royal Wedding tentunya kita akan mengingat perhelatan akbar pernikahan Kate Middleton dengan Pangeran William beberapa waktu lalu.
Namun, pada selasa dan rabu (18-19 Oktober 2011) Daerah Istimewa Yogyakarta akan kembali menggelar Royal Wedding ala Keraton dengan ‘berjuta’ keunikan dan kemegahan tersendiri.
Nah. seperti apa keunikan dan kemegahan Royal Wedding ala Keraton Yogyakarta ?
1. Kraton Wedding kali ini akan berlangsungh selama empat hari empat malam, di mulai sejak 16 Oktober hingga 19 Oktober 2011 yang resepsi pernikahannya akan digelar di di Kepatihan, tempat tinggal Patih Danurejo yang kini sudah berubah fungsi menjadi Kompleks Kantor Gubernur Provinsi DIY.
2. Dalam prosesi pertama Kraton Wedding, kedua calon mempelai nyantri di Masjid Panepen yang terletak di dalam kompleks Kraton Yogya. Prosesi tersebut disebut Mujahadah.
Dalam prosesi tersebut, Mas Ubay dan Jeng Reni (sapaan akrab calon mempelai) akan menempa batin dengan agama serta mendapat wejangan seputar agama.
3. Dalam acara kirab pengantin, kedua mempelai akan menaiki kereta pusaka yang dikenal dengan Kereta Kyai Jongwiyat. Kereta ini beratap terbuka dan beroda empat. Kereta Kyai Jongwiyat adalah peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan saat ini disimpan di Museum Kereta di Jl Rotowijayan, Yogyakarta.
4. Dalam siraman yang berlangsung Senin (17/10/2011) di Sekarkedhaton, wanita yang hadir harus memakai kebaya tangkeban tanpa plisir dan sanggul tekut. Aturan tersebut harus dipenuhi.
5. 18 perias dilibatkan dalam Kraton Wedding. 18 perias tersebut terdiri dari 14 perias wanita dan empat perias laki-laki. Tienuk Riefki, perias pengantin tradisional langganan selebriti kembali dipercaya pihak Keraton Yogyakarta merias kedua calon mempelai.
6. Seluruh prosesi Kraton Wedding akan didokumentasikan menjadi sebuah film dokumenter berdurasi sekitar satu jam. Proses pembuatan film dokumenter pernikahan adat keraton ini sudah dimulai sejak Juli 2011.
7. Sekitar 200 angkringan gratis akan disajikan di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta pada 18 Oktober mendatang. Angkringan tersebut disediakan oleh warga Yogyakarta sebagai wujud rasa bahagia dari rakyat untuk keraton yang sedang menggelar pesta pernikahan.