Ketika Sakit Menguji Cinta

Percayakah Anda dengan cinta sejati? Cinta yang saling mencintai satu sama lain serta menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Cinta yang tidak akan berubah walaupun waktu telah beranjak pergi. Cinta yang akan terus sama, walau di terjang cobaan dan badai tidak terduga.


Sumber foto : google

Ada banyak cerita yang kita sering dengar tentang cinta. Cinta antara sepasang suami istri, cinta antara orang tua dan anak, atau cinta antara sesama manusia. Cinta yang berbalut kisah-kisah romantis dan mengharukan, membuat kita menjadi percaya cinta itu sejati . Namun disisi lain, ada pula kisah cinta yang tidak sejalan dengan semestinya. Cinta yang seharusnya mengekalkan dan saling menguatkan satu sama lain. Ternyata tidak cukup kuat bertahan saat badai datang menerpa.

Kerap Kali kita dengar cerita, saat pasangan yang awalnya terlihat romatis dan harmonis, ternyata berpisah serta meninggalkan luka. Ya, salah satu alasannya karena ia tidak mampu menerima kondisi pasangannya saat ini. Bila dulu mereka bersatu karena mengganggap pasangannya itu begitu sempurna dan sesuai. Namun saat, kondisi pasangan menjadi tidak seperti yang dulu, rasa cinta pun ikut-ikutan menguap.

Saya sering mendengar cerita dan bahkan menyaksikan sendiri, kekuatan cinta sepasang manusia yang saling mencintai, teruji karena badai yang bernama sakit yaitu sakit KANKER itu datang pada kehidupan mereka. Kanker, sebuah penyakit yang begitu di takuti ternyata di derita salah satu pasangan tersebut. Kanker tidak hanya merampas kesehatan dan kekuatan fisik penderita. Kanker pun mampu mengoyak-ngoyak keutuhan perasaan cinta pasangan yang tidak terlalu kuat.


Ada saja suami yang tidak sanggup merawat dan menemani istri karena sang istri terkena sakit kanker. Ia hanya mengeluh dan menganggap istri yang sakit menjadi sebuah beban. Atau bahkan yang lebih parah, ia meninggalkan sang istri yang memerlukan dukungan suami, dan memilih perempuan lain. Begitu pula cerita seorang istri yang tidak tahan mengurus suami yang terkena kanker. Disamping ia harus merawat suami, ia pun harus berfikir membantu mencari nafkah keluarga. Hal itu pula yang membuatnya tidak terima kondisi tersebut.

Apakah seperti itu mekanisme kekuatan cinta bekerja? Tentu saja bukan itu caranya. Jika sepasang manusia saling mencintai, mereka akan saling menjaga dan mengasihi walaupun badai menghadang. Seperti dua kisah cinta menakjubkan yang saya temui.

Adalah kisah Ibu Lina (bukan nama sebenarnya) yang merupakan pasien kanker rahim. Di usianya yang tidak lagi muda dan fisik yang tidak sekuat dulu, memang tidak mudah menjalani vonis kanker. Ibu Lina harus menjalani berbagai pengobatan kanker, yang tidak hanya menguras waktu dan biaya. Tetapi juga berdampak pada kesehatan fisiknya.
Setiap kali pertemuan kami, saya selalu dibuat terharu dengan dukungan orang-orang terdekat bu Lina. Suami dan anak-anaknya bergantian mengurusi bu Lina. Bahkan hampir seluruh rumah sakit mengetahui hal tersebut.

Tidak pernah terbersit sedikit pun di benak suami untuk meninggalkan istrinya. Bahkan suami dengan telaten dan sabar menemani dan merawat bu Lina. Saya bahkan beberapa kali melihat secara langsung bagaimana kedua pasangan suami istri ini saling menyayangi satu sama lain.


Kondisi sakit kanker sang istri tidak meruntuhkan cinta suaminya. Apalagi secara kondisi fisik bu Lina yang berubah karena berbagai pengobatan salah satunya kemotrapi yang menimbulkan berbagai efek seperti rambut rontok, tubuh lemas tidak berdaya. Namun semua tidak bisa mengalahkan kekuatan cinta suami untuk memberikan perhatian kepada istrinya. Bu Lina pun semakin semangat untuk menjalani pengobatannya.

Kisah lain juga mengharukan yaitu cerita seorang istri yang iklas mendampingi suami yang tervonis kanker stadium akhir. Kehidupan Ibu Enny (bukan nama sebenarnya) dan keluarganya berubah drastis saat sang suami tervonis kanker stadium akhir.
Suami yang biasanya menjadi kepala keluarga dan pencari nafkah, harus terbaring lemah dalam menjalani pengobatan kanker. Ibu Enny memilih terus mendampingi suami dengan setia. Ia pun mengambil alih roda keuangan keluarga dengan menjalankan usaha kecil-kecilan.

Cinta yang terjalin sejak menikah, tidak akan pudar, walaupun sang suami sudah tidak segagah dan sekuat dulu. Bu Enny sadar, dengan dukungan serta kekuatan cinta yang ia dan anak-anak berikan, akan menambah semangat suami untuk sembuh.

Tidak ada rasa kesal ataupun marah pada diri Bu Enny saat harus merawat dan menjaga suaminya. Penyakit kanker terkadang membuat suaminya menjadi lebih sensitif dan emosi. Namun hal itu tidak terlalu di pikirkan bu Enny . Dengan sabar, ia mendampingi suaminya dalam kondisi sulit seperti ini .

Dari kedua kisah diatas, ternyata banyak hikmah yang bisa diperoleh. Kekuatan cinta bisa menguatkan seseorang dalam melawan penyakit ganas seperti kanker. Cinta sejati tidak akan berubah walaupun waktu berjalan ataupun badai datang menerpa. Cinta sejati itu masih selalu bisa kita temukan di mana saja.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.