Gaya Sosialita Jakarta, Arisan Rp100 Juta, Dugem & Brondong

Keberadaan komunitas sosialita menjadi tren di kota-kota besar di Indonesia termasuk Jakarta. Membuang uang puluhan hingga ratusan juta dianggap biasa demi gaya dan pergaulan.

Bagi mereka, berpenampilan wah dan menarik satu prestasi dan gengsi. Meski satu komunitas, kaum borjuis ini saling berlomba mempertontonkan gaya glamour mereka
demi eksistensi.



Berikut lima aktivitas kaum sosialita ibu kota ini, seperti yang diutarakan Sosialita Devitha Rusdy:

"Hal wajar, sah saja kan. Kami kan mengikuti jaman yang ada, waktu kan berkembang. Ambil positifnya saja," katanya saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.

1. Arisan ratusan juta

Para sosialita selalu punya kegiatan wajib di tiap pertemuan mereka. Yakni arisan dengan nilai fantastis. Seperti dituturkan Devitha, pemenang yang namanya keluar saat arisan dikocok, akan mendapatkan uang puluhan bahkan ratusan juta.

"Kami arisan paling kecil Rp 50 juta ada yang sampai Rp 100 juta juga," katanya. Biasanya arisan diadakan di tempat mewah. Minimal hotel berbintang.

"Itu rutin arisannya sebulan sekali, paling sering di Hotel Mulia," tambahnya.

2. Shopping dan perawatan tubuh jutaan

Tak cuma arisan, agar tetap tampil menarik, para sosialita selalu memperhatikan penampilan mereka. Berbusana baru dan tampil dengan kulit cerah pastinya jadi kewajiban buat mereka.

"Kami sering perawatan 4 sampai 5 kali per bulan. Kita sekali perawatan itu Rp 3 juta, kami perawatan hampir 5 kali dalam sebulan, perawatan nomer satu bagi kami. Lalu shopping, terus rumpi-rumpi," ungkap Devitha.

Ditanya soal budget, Devitha mengaku tak punya nilai khusus. Menurutnya bergantung pada kebutuhan hari itu.

"Kalau shopping itu satu paket sama arisan. Kalau arisannya di mal, kami sempatkan shopping. Kalau anggaran yang tidak pasti," tambahnya.

3. Rumpi-rumpi 3 kali seminggu

Untuk bertukar informasi soal perkembangan fashion atau apa pun, para sosialitas sering melakukan kongkow. Lokasi, sesuai kesepakatan bisa di kafe atau mal.

"Doyan nongkrong ya dong, kan kami hampir seminggu dua sampai tiga kali bertemu. Biasanya di hotel," kata Devitha.

Tak seperti ibu-ibu biasa yang jika kumpul menceritakan perkembangan anak, mereka Lebih senang memperbincangkan hal di luar keluarga.

"Ya kami ceritain ya macam-macamlah, berlian, tren masa kini, itu yang paling penting. Kami jarang membicarakan keluarga juga," tambahnya.

4. Dugem

Anggota komunitas sosilalita umumnya sudah menjadi ibu. Kadang pun usianya tak lagi muda.

Meski demikian, mereka tak mau kalah dengan gaya enerjik anak muda. Maka itu, sesekali mereka meluangkan waktu untuk nge-dugem bersama.

"Dugem ya itu salah satu aktivitas kami juga selain arisan, shopping, perawatan. Biasanya kami dugem kalau ada yang ulang tahun, party gitu," tambahnya.

5. Ngomongin brondong

Namanya ibu-ibu ngerumpi, apa pun dibahas. Khusus di komunitas sosialita, lelaki muda alias brondong ternyata jadi tema wajib bahasan mereka.

"Yailah ngomongin brondong, kan sebagai vitamin kami," ucap Devitha sambil tertawa. Saat ngemal bareng, biasanya mereka tak sungkan menggoda pria muda tampan.

"Kalau lagi jalan-jalan ke mal, liat brondong manis kan wajar banget," tambahnya.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.