Aksi Protes Femen 'Ogah Nyerah' di Euro 2012


Bali Post - Kemeriahan puncak Piala Eropa bergaung dengan gegap gempita. Namun hal berbeda dirasakan oleh gadis bernama Yulia (20). Ia diketahui memiliki profesi sebagai gadis panggilan. Dalam kesempatan ini pun ia berusaha memanfaatkan situasi dengan menaikkan tarif layanan dengan harapan memiliki uang tambahan agar bisa masuk universitas tahun depan.

Ukraina sendiri memiliki industri prostitusi yang booming dan saat ini semakin banyak wanita yang menyambangi jalanan, bar, dan hotel-hotel dinegara yang jadi tuan rumah perhelatan akbar sepak bola tersebut.


Sebagai seorang pekerja seks, Yulia layak senang dengan membanjirnya fans sepakbola yang datang kenegaranya. Gadis belia ini berharap akan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan memasang tarif yang lebih tinggi dari biasanya.

Yulia yang tak mau menyebutkan nama belakangnya karena takut dituntut, sudah mempersiapkan diri untuk moment langka ini. Dia sudah belajar bahasa Inggris dasar agar bisa berkomunikasi secara onlinedengan calon kliennya yang berasal dari berbagai penjuru Benua Biru.

Soal penampilan, Yulia berdandan lebih cantik daripada biasanya. Dia mempersiapkan sebuah stelan gaun yang mencolok plus sepatu high heels. Agar tampak semakin berkelas, dia juga mempelajari sesuatu yang dia sebut "tata krama Eropa".

Berapa tarif yang dipasang Yulia? Kalau biasanya dia meminta 600 hryvna (sekitar 695 ribu) perjam, kini dia menaikkan ke angka 900 hryvna (sekitar 1,04 juta).

jadi wanita panggilan merupakan keterpaksaan bagi gadis yang berasal dari selatan Ukraina ini. karena kedua orang tuanya miskin dan pengangguran, dia mengadu nasib ke Kiev demi mendapatkan uang. Karena tak mempunyai pendidikan dan keterampilan yang memadai, pekerjaan normal pun sulit dia dapatkan. Ia pun terpaksa menceburkan diri kedunia kelam sejak usia 18 tahun.

Di Ukraina, pekerja seks dibawah umur jarang sekali diperlakukan sebagai korban pelecehan anak atau pemaksaan, namun mereka malah dihukum dan di ejek karena terlibat dalam prostitusi.

Memberikan pelayanan seks tersebut termasuk dalam pelanggaran hukum dan biasanya didenda 20 dolar, namun dalam prakteknya para pelaku prostitusi harus membayar jasa keamanan polisi berupa uang dan seks.

Femen, kelompok HAM kontroversial Ukraina yang menggelar unjuk rasa tanpa baju, Sabtu (9/6) kemarin, berjanji akan mengganggu perhelatan Piala Eropa dengan menciptakan gangguan-gangguan untuk memprotes meningkatnya prostitusi.

"Sekarang Ukraina telah berubah menjadi sebuah negara prostitusi besar, pusat wisata seks Eropa dan wanita-wanita Ukraina akan menderita oleh hal tersebut. Para wanita Ukraina akan menjadi budak seks dalam Euro 2012," ujar Inna Shevchenko, pemimpin kelompok tersebut.
pasang iklan banner
 
InnOnet © Copyright 2011-2018 Notifikasiku. All Rights Reserved.